PWMU.CO – Abdul Mu’ti naik mobil golf disopiri oleh Rektor UMM Fauzan, tinjau lokasi Kemah Akbar Muktamar Hizbul Wathan (HW), Kamis (27/7/23).
Muktamar ke-4 Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan resmi dibuka oleh Sekretaris Umum (Sekum) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof Dr Abdul Mu’ti MEd di Dome Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Kamis (27/7/2023)
Setelah mengikuti pembukaan, Abdul Mu’ti meninjau lokasi perkemahan akbar yang juga berada di kawasan Universitas Muhammadiyah Malang.
Menariknya, Abdul Mu’ti meninjau lokasi perkemahan dengan menaiki mobil golf dari Universitas Muhammadiyah Malang, yang disopiri langsung oleh Rektor UMM Prof Dr Fauzan MPd bersebelahan dengan ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Dr dr Sukadiono MM.
Sepanjang perjalanan, mobil golf yang ditumpangi Prof Mu’ti, difoto oleh pandu Hizbul Wathan sembari disapa dan memberikan salam kepada Prof Mu’ti. Sejurus kemudian, Sekum PP Muhammadiyah bersama rombongan mobil golf melambaikan tangan, tanda kembalian salam.
Bukan Sekadar Romantisme
Pada Muktamar ke-4 Hizbul Wathan di Universitas Muhammadiyah Malang, peserta merasa penuh semangat dan kegembiraan memenuhi lokasi acara. Lebih dari 7.000 penggembira dan 3.100 peserta kemah akbar meramaikan agenda tersebut.
Muktamar Hizbul Wathan ini bukan hanya kegiatan lima tahunan, tetapi ajang untuk menciptakan kepemimpinan yang dinamis dan progresif, guna menerapkan Islam berkemajuan dalam berbagai aspek kehidupan serta memberikan solusi bagi berbagai permasalahan bangsa. Lebih dari itu, Pandu Hizbul Wathan juga terlatih, tangguh, suka menolong, dan penyayang.
Sebelumnya, Abdul Mu’ti mengatakan dalam sambutan pembukaan, Muktamar Ke-4 HW di Dome UMM bukanlah forum romantisme, tetapi jadikan forum tempat kita secara kelembagaan, secara perencanaan yang matang berusaha agar menjadi pandu yang militan.
Menurutnya semangat HW di masa lalu yang ditujukan kehebatan tokoh Jenderal Soedirman sebagai Pandu HW dan TNI yang telah menjadi bapak bangsa, harus diteladani spirit dan kepribadiannya.
“Beliau sebagai seorang mukmin, seorang patriot dan cintanya pada agama membuktikan cintanya pada negara. Karena itu tidak ada persoalan antara agama dan negara. Karena dalam jiwa pandu HW cinta pada Islam diterjemahkan dalam rangkah cinta pada tanah air dan memajukan bangsa,” jelasnya. (*)
Penulis Alfain Jalaluddin Ramadlan. Editor Darul Setiawan.