Dai Komunitas
Dia mengingatkan kepada para mahasantri tersebut pentingnya memahami dakwah komunitas dan agar menyiapkan diri menjadi dai komunitas.
“Dakwah komunitas sangat penting mengingat kondisi Indonesia yang terdiri dari berbagai suku. Selain itu saat ini munculnya berbagai komunitas bagai jamur di musim hujan,” ucapnya.
Arifin lantas menyampaikan landasan di dalam al-Qur’an terkait kemajemukan suku bangsa dan budaya yang terdapat dalam al-Hujurat ayat 13.
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ
“Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.”
Oleh karena itu ia mengajak para mahasantri agar memahami perannya terutama ketika nanti berhadapan langsung dengan masyarakat saat melaksanakan program pengabdian masyarakat.
“Di masyarakat nanti akan ditemui berbagai macam komunitas, ada komunitas bawah, komunitas atas, bahkan komunitas marginal,” tandasnya. (*)
Penulis Ain Nurwindasari Editor Mohammad Nurfatoni