PWMU.CO – Keuntungan guru bisa menulis diungkap dalam pelatihan guru dan majelis di Aula Mas Mansyur Gedung PWM Jatim Jl. Kertomenanggal Surabaya, Sabtu (29/7/2023).
Pelatihan menulis yang diadakan Majelis Pustaka dan Informasi Digital (MPID) diikuti seratus lebih guru dari penjuru Jawa Timur. Dari Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Lamongan, Probolinggo, Malang hingga Jember. Dari perwakilan majelis hadir 40 peserta.
Wakil Ketua PWM Jatim Muh. Khoirul Abduh SAg MSi, dalam sambutannya mengatakan, kondisi riil dari 1.039 sekolah Muhammadiyah di Jawa Timur sebanyak 85 persen dalam kondisi gentayangan, meski di dalamnya terdapat banyak figur guru penuh keikhlasan.
”Belajar maksimal biasanya karena kepepet, tapi kalau pingin belajar ya harus melalui pelatihan, sehingga saya berharap harus sering dilakukan pelatihan demi pemberdayaan guru. Katanya berkemajuan, tapi untuk menulis kok guru Muhammadiyah sangat kurang,” kata Abduh.
Abduh berbagi pengalaman enam keuntungan guru mahir menulis. Pertama, guru yang suka menulis pasti ilmu lebih karena sering mencari referensi untuk bahan tulisan.
Kedua, guru yang suka menulis biasanya menguasai model pembelajaran, lebih aplikasi. Ketiga, guru suka menulis menambah wawasan punya persfektif baru.
Keempat, mahir menulis dan karya tulis bisa menunjang kenaikan pangkat, bagi PNS dan di Majelis Dikdasmen Muhammadiyah juga menerapkan.
Kelima, keuntungan finansial, jika hasil tulisannya diterbitkan bisa dapat royalti.
Keenam, guru yang biasa menulis bisa memberi motivasi bagi siswanya dalam membuat makalah.
Cermin Kualitas
Senada disampaikan Wakil Ketua Majelis Dikdasmen Jatim Prof Dr Isa Ansori MSi. Dia prihatin sedikitnya jumlah guru yang mampu menulis dan publikasi karyanya di jurnal nasional hingga internasional.
”Saya berpengalaman sebagai asesor Badan Akreditasi Nasional-Sekolah Madrasah (BAN-SM) dan BAN-PT, menjadi fenomena umum kurangnya guru yang bisa menulis. Sehingga sangat perlu pelatihan menulis bagi guru-guru, khususnya di sekolah Muhammadiyah karena ini cerminan pendidikan kita,” kata Prof Isa yang guru besar Unesa.
Jika para guru Muhammadiyah mampu menuliskan segala aktivitas di sekolahnya, sambung dia, ini menjadi cerminan kualitas sekaligus promosi bagi AUM itu sendiri.
“Dari pelatihan ini, bulan depan saya menunggu karya guru sekolah Muhammadiyah yang hadir di sini, utamanya tulisan yang bisa diakses secara online atau internet,” pesan Prof Isa. (*)
Penulis M. Syaifudin Zuhri Editor Sugeng Purwanto