PWMU.CO – Kerudung ungu yang dipakai ibu-ibu Aisyiyah menarik perhatian Prof Dr Din Syamsuddin ketika hadir di penutupan rapat kerja Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Surabaya di Gedung Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Jawa Timur Jl. Balongsari Tama Surabaya, Ahad (23/7/2023) lalu.
”Waktu ke Sumberrejo Bojonegoro kemarin saya juga melihat ibu-ibu Aisyiyah memakai kerudung ungu. Rupanya di sini ibu-ibu juga pakai kerudung ungu,” kata Ketua Umum PP Muhammadiyah tahun 2005-2010 itu.
Ibu-ibu yang hadir langsung serempak menjawab,”Kerudung Aisyiyah ini, Pak.”
”Oh begitu. Warna ungu itu artinya kan warna jomblo,” seloroh Din Syamsuddin yang disambut tawa hadirin.
Bicara soal jomblo lantas dia bercerita waktu ke Surabaya bertemu Wakil Ketua PWM Jawa Timur Dr Sulthon Amien. ”Ternyata masih jomblo. Pak Sulthon tak ada nyali untuk menikah lagi,” ujarnya.
Din mengatakan tak tahan menjadi jomblo. ”Saya hanya tahan tujuh bulan,” katanya lagi yang mengundang tawa hadirin.
Dia bersyukur akhirnya Allah menakdirkan bertemu dengan wanita yang sekarang menjadi istrinya. Lalu Din mengenalkan istrinya, Dr Rashda Diana, yang juga hadir di acara Raker PDM itu. Duduk satu meja dengan ibu-ibu Aisyiyah. Din dan Rashda menikah pada Ahad, 3 Januari 2021 di Pondok Gontor.
Dia menceritakan, istrinya adalah cucu pendiri Pondok Pesantren Gontor KH Imam Zaskasyi. Waktu dia mondok di Gontor, Rashda Diana masih berumur dua tahun.
”Waktu dia masih kecil, saya sering melihatnya bermain di halaman pondok. Ternyata saya dan dia sudah ditakdirkan oleh Allah untuk menjadi suami istri sebelum kami dilahirkan,” ucap Din yang memecah ruangan dengan tawa lagi.
”Betul itu. Setelah kami melewati banyak kisah hidup dan setelah berpengalaman maka Allah menakdirkan kita bertemu. Insyaallah ini istri yang terakhir, ” kata Din sambil tersenyum.
Lalu dia bercerita, awalnya Rashda Diana memutuskan tidak menikah setelah suaminya wafat. Suaminya adalah teman baiknya. Kemudian dia melakukan pendekatan.
”Eee..HP saya diblokir,” ujar Din yang membuat istrinya senyum tersipu. ”Sebagai mantan Ketua Pemuda Muhammadiyah dan santri Gontor yang punya slogan man jadda wajada maka terus berjuang sampai berhasil,” ceritanya lagi.
Penulis Nashiiruddin Editor Sugeng Purwanto