PWMU.CO – Memilih pemimpin di Muhammadiyah, perhatikan empat unsur yang dianalogikan sebagai sahabat Rasulullah Muhammad SAW.
Demikian yang disampaikan Dr H Taufik Churahman MAg, Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Sidoarjo, saat membuka Musyawarah Cabang (Musycab) ke-11 Muhammadiyah Waru, Sidoarjo, Ahad (30/7/23).
Pada awal sambutannya, Pak Taufik, panggilannya menyampaikan, musycab merupakan forum tertinggi yang ada di organisasi Muhammadiyah tingkat cabang atau kecamatan. “Setidaknya ada tiga agenda insyaallah yang akan kita lakukan,” ujarnya.
Pertama, kata dia, adalah laporan pertanggungjawabn dari pengurus yang lama. Laporan ini sebagai evaluasi bagi kita, yang baik kita lanjutkan, yang kurang baik kita perbaiki. “LPJ ini untuk evaluasi bukan menghakimi, dari evaluasi diharapkan ada perbaikan,” tuturnya.
Kedua, sambungnya, penyusunan program kerja secara umum, yang lebih spesifik bisa dilaksanakan saat rapat kerja (raker). Terakhir, ada pemilihan pengurus, pemilihan pengurus ini yang paling seksi. “Saya berharap, pemilihan pengurus ini penuh dengan kearifan. Di Muhammadiyah kita kedepankan akhlakul karimah, bener, kober, pinter, ikhlas, dan mungkin bisa ditambah seger,” ulasnya.
Unsur Ulama hingga Pekerja
Lebih lanjut, Taufik menjelaskan unsur-unsur dalam membawa perubahan. Dia kemudian bercerita tentang sirah nabawiyah, ketika Rasullah SAW mengubah masyarakat Arab yang jahiliyah menjadi Islamiyah, yang dilakukan adalah mengumpulkan empat orang.
Ada yang namanya Abu Bakar As-Shidiq, orang yang mempunyai kebijaksanaan yang sangat tinggi. Kedua Umar bin Khattab, orang yang sangat berani. Ketiga ada Usman bin Affan, orang yang bisa membiayai organisasi. Serta Ali bin Abi Thalib, seorang anak muda yang cerdas. “Jadi kalau kita lihat Rasulullah membangun peradaban Islam itu dari unsur empat itu,” jelasnya.
Setidaknya nanti, pesan dia, Waru bisa memilih ada unsur empat itu. “Yakni ada unsur ulama, birokrat, pengusaha, dan juga pekerja. Semoga ke depan PCM Waru jauh lebih baik,” harapnya.
Terakhir Dr Taufik Churahman bepesan tentang kerja pemimpin, yakni agar mengurusi Muhammadiyah ini jangan dijadikan beban. Ada tiga hal yang disampaikan, pertama, empowerment, yaitu seorang pemimpin itu harus bisa memberdayakan semua lini. “Jangan ada man power atau superman. Jangan ada hanya satu orang yang berkerja, atau hanya ketua yang bekerja. Tidak hanya tergantung pada satu orang,” terangnya.
Paling tidak, kata dia. pemimpin mempunyai kemampuan untuk capacity development, mempunyai terobosan dan inovasi baru. Misalnya, sekolah ini SMP sama SD menjadi satu, harus ada terobosan mendirikan masing-masing agar bisa berkembang.
“Selain itu juga team organisation, harus bekerja dengan tim. Tidak harus pokoknya ketua, tadi dicontohkan seperti sapu lidi, kalau sendiri-sendiri tidak akan bisa, tidak mempunyai kekuatan. Kalau pimpinan melakukan tugasnya sebagai tim, maka ‘Membumikan Islam Berkemajuan, dan Memajukan Waru’ akan bisa terwujud,” jelasnya. (*)
Penulis Mahyuddin. Editor Darul Setiawan.