PWMU.CO –Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Lamongan Drs H Shodikin MPd menyampaikan bahwa ada 4 macam hubungan anak dengan orangtua yang dijelaskan Allah dalam Alquran. Hal itu diungkapkan dalam Wisuda Purnasiswa 2017 SMP Muhammadiyah 1 Babat, Lamongan, (25/5).
Pertama, sebagai qurrota ayun, yakni penyejuk mata. “Mereka penyejuk kedua orangtuanya: penentram hati ibu dan bapaknya. Merekalah yang dikabarkan Alquran dalam surat Al-Furqon ayat 74,” jelas Shodikin.
(Baca: Anak-Anak Super Lahir dari Orangtua Hebat)
Sekretaris Diknas Kabupaten Lamongan ini mengatakan, walaupun harta melimpah tapi tak melupakan kewajiban mereka (anak-anak itu) sebagai hamba Allah. “Bisa dikatakan, hal itu dijadikan mereka sebagai jembatan dan bekal hidup di akherat nanti. Beruntungnya mereka yang memiliki anak-anak seperti ini,” ujarnya.
Kedua, sebagai zinatun atau hiasan untuk kedua orang tuanya. Perhiasan yang dimaksud, kata Shodokin, adalah bahwa orangtua merasa sangat senang dan bangga dengan berbagai prestasi yang diperoleh anak-anaknya. “Sehingga orangtua pun akan terbawa baik namanya di depan masyarakat,” kata dia sambil menjelaskan bahwa soal zinatan ada dalam surat Alkahfi ayat 46.
(Baca juga: Soal Percaya, Masyarakat Pra-Islam pun Yakin Adanya Tuhan, tetapi….)
Ketiga, sebagai fitnah seperti yang tercantum dalam Alquran surat Attaghabun ayat 15. “Sebagaimana sering terjadi, kasus anak yang memiliki profesi mapan tapi ketika orangtuanya sakit, ternyata tidak mau datang, dengan berbagai alasan. “Seperti lupa saja bahwa dulunya mereka dididik oleh kedua orangtuanya,” ucap Shodokin.
Keempat, sebagai aduwwun yaitu musuh orangtuanya sebagaimana dilansir surat Attaghabun ayat 14. “Anak bisa jadi menjadi musuh ketika dewasa berbeda agama,” kata dia memberi contoh.
Shodikin memaparkan, Islam telah memberikan konsep bagaimana agar orangtua memiliki anak-anak yang baik. Konsep pertama, hendaknya orangtua nama yang bagus. “Sebab dalam nama itu ada doa dan harapan, bahkan terkadang sejarah,” ujarnya.
Konsep kedua, orangtua harus mendidik anak dengan akhlak yang baik. “Contoh, dulu kalau seorang anak naik sepeda maka ketika melewati orangtua, mereka turun. Sekarang gimana?” tanya Shodikin.
(Baca juga: Lulusan Sekolah Muhammadiyah Perlu Miliki 6 Kekuatan Ini)
Konsep ketiga, kemudian mengajar membaca dan menulis agar mempunyai ketrampilan hidup. “Jadi otak dicerdaskan, hati dishalehkan, dan tangan ditrampilkan,” pesan dia. “Nah Ibu-ibu di sekolah ini ada semua. Maka jangan ragu menyekolahkan di SMP Muhammadiyah 1,” ujarnya setengah berpromosi.
Konsep keempat, kalau anak sudah jodohnya agar segera dinikahkan. “Tentu anak-anak sudah siap?” tanya Shodikin. Serentak para siswa menjawab belum siap. Maklum saja, baru tamat SMP.
Shodikin juga mengingatkan tentang pentingnya berdoa. “Kalau anak jauh, mungkin kita bisa berkomunikasi lewat WA atau SMS. Namun apa yang terjadi pada mereka tentu tak akan pernah tahu, ujarnya, “maka, sekali lagi, diperlukan doa.”
(Baca juga: Lantai Partisi dari Limbah Kelapa Karya Siswa SMA Muhammadiyah 1 Babat Juara di Creanovation Award 2017)
Shodiqin juga mengingatkan tentang pentingnya anak berbakti pada ibu, sebab surga berada di telapak kaki ibu. Lalu dia menyampaikan bahwa Rasulullah SAW dalam hadis riwayat Imam Nasai pernah bersabda:
Dari Mu’awiyah bin Jahimah as-Salami bahwasanya Jahimah pernah datang menemui Nabi SAW lalu berkata: Wahai Rasulullah, aku ingin pergi jihad dan sungguh aku datang kepadamu untuk meminta pendapatmu. Beliau berkata: “Apakah engkau masih mempunyai ibu?” Ia menjawab: Ya, masih. Beliau bersabda: “Hendaklah engkau tetap berbakti kepadanya, karena sesungguhnya surga itu di bawah kedua kakinya.” (Hilman Sueb)