Anak Mondok oleh Drh Dedy Fakhrudin Kurniawan, Direktur Dairy Pro
PWMU.CO – Dua anak saya mondok. Yang pertama SMA, yang kedua SMP dan insyaallah tahun depan yang ketiga menyusul kedua kakaknya.
Alasan kami sederhana. Anak mondok bukan gaya-gayaan, bukan pula muluk-muluk ingin menjadikan anak-anak kami jadi ulama. Kalaupun jadi ulama, itu semua lebih merupakan bonus buat kami karena kami sadar kami jauh dari kata pantas untuk menempati derajat tersebut.
Begini, saya dan istri ingin menjadi teman dan sahabat anak-anak kami selamanya. Kami percaya bahwa syarat utama sebuah pertemanan dan persahabatan adalah se-server, se-visi, se-circle.
Kami percaya bahwa akidah dan akhlak yang baik adalah modal terbaik untuk menjadi tetap se-server.
Kami tidak pernah khawatir dengan pencapaian ’dunia’ mereka.
Kami yakin pencapaian dunia mereka sudah disiapkan oleh the Great Designer.
Jadi ini lebih merupakan investasi untuk menyiapkan akidah dan akhlak anak-anak kami.
Jikalau ketika dewasa kemudian anak-anak kami ditakdirkan diberikan kekayaan harta atau jabatan tinggi, maka akidah dan akhlak inilah yang akan menjadi pelindung mereka untuk tetap humble, istiqamah pada kebaikan, menghormati orang tua dan sesamanya serta menjaga seluruh keluarganya.
Kami pun akan tetap berteman, bersahabat dengan nyaman.
Jika pun anak-anak kami ditakdirkan untuk tidak diberikan kekayaan harta ataupun jabatan tinggi nantinya, maka mereka akan tetap percaya diri, jauh dari perilaku minder karena akidah dan akhlak akan menjadi pengingat mereka.
Mereka akan tetap menjadi manusia-manusia pekerja keras dan berusaha memberi manfaat dengan keterbatasan mereka karena akidah mengajarkan bahwa manusia terbaik adalah yang paling banyak manfaatnya bagi manusia lainnya, apapun kondisi mereka.
Maka kami pun akan semakin menjadi teman dan sahabat terbaik mereka. Pada akhirnya ketika orang tua menua hanya anak-anak saleh dan salehah saja yang akan memberi manfaat dan ketenangan.
Hanya anak yang berbakti sajalah yang akan akan siap menjaga. Hanya anak-anak yang berakidah dan berakhlak baik sajalah yang akan menjadi investasi terbaik.
Editor Sugeng Purwanto