PWMU.CO – Jelajah Kelana Kota, SD Muhammadiyah Kompleks Gresik (SD Mugres) Kampus B mengikuti Pengenalan dan Silaturahmi Siswa, Guru, dan Lingkungan Sekolah (Pensil Warna), Jumat (21/7/2023).
Kepala SD Mugres Kampus B Hadi Purnomo SPd menjelaskan siswa dan guru SD Mugres Kampus B ini berjalan-jalan mengelilingi wilayah kota lama Gresik, yang dikenal dengan Bandar Grisse.
“Usai melafalkan Janji Pelajar Muhammmadiyah yang rutin diikrarkan bersama setiap pagi, siswa menyanyikan lagu Mars SD Mugres dengan penuh semangat dilanjutkan pelepasan barisan keluar sekolah,” ujarnya.
Dia menuturkan, siswa didampingi guru berjalan dengan rute Bandar Grisse, Alun-Alun Gresik, Kampung Pecinan, dan kembali ke sekolah.
“Sobat Mugres, sebutan bagi siswa SD Mugres ini sangat antusias mengikuti Kelana Kota. Mereka tidak sabar untuk berjalan dan menikmati tempat yang menjadi ikon Gresik. Mereka berbaris rapi dan tertib menuju Bandar Grisse,” katanya.
Di sana, lanjutnya, mereka beristirahat dan melakukan sesi foto perkelas bersama wali kelas masing-masing. Setelah hilang rasa lelah, mereka melanjutkan perjalanan menuju ke Alun-Alun Kota Gresik dan Kampung Pecinan.
“Di Kampung Pecinan terdapat satu kelenteng tua di Pulau Jawa dan berpredikat tertua di Jawa Timur. Mereka terlihat antusias saat melihat bangunan kelenteng yang berwarna merah berdiri gagah,” jelasnya.
Balon Mimpi
Hadi Purnomo menyampaikan, sekembalinya di sekolah, siswa berkumpul di Lapangan Bung Karno Square milik SD Mugres Kampus B.
“Acara dilanjutkan dengan pelepasan balon mimpi dan harapan. Mereka berkumpul membentuk lingkaran bersama teman kelas masing-masing didampingi oleh wali kelas,” tuturnya.
Dia menyampaikan, tiap siswa menuliskan mimpi dan harapan pada selembar kertas, lalu ditempelkan pada balon. Nantinya kertas mimpi dan harapan itu akan diterbangkan bersama balon.
“Semoga mimpi dan harapan yang kalian tulis bisa menjadi kenyataan ya, Nak. Yang penting kalian berusaha sebaik mungkin,” ucapnya menyemangati siswa.
Balon pun terbang tinggi. “Mimpi kalian harus melangit. Menggantung mimpi di langit, maka belajarlah yang giat supaya mimpi itu bisa dirah,” semangatnya. (*)
Penulis Alda Novita Widyasar. Editor Ichwan Arif.