PWMU.CO – Pondok Pesantren Muhammadiyah al-Fajr Bungah Gresik berawal dari tiga anak kini mempunyai 106 santri.
Demikian diceritakan Mudir Pondok Pesantren Muhammadiyah al-Fajr Bungah H Imam Syafi’i SAg pada penutupan Forum Taaruf Santri (Fortasi) di Masjid As Syuhada Perguruan Muhammadiyah Bungah, Ahad (30/7/2023) malam.
Pesantren ini amal usaha Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Bungah. Kegiatan dihadiri Ketua PDM Gresik H M Thoha Mahsun MPdI MHes, Ketua Lembaga Pengembangan Pondok Pesantren Muhammadiyah (LP2M) PDM Gresik Raden Jamal SFil I MFil I, Ketua PCM Bungah Suhali SPd MPdI.
Hadir pula Kepala SMP Muhammadiyah 5 (SMP Mulia), SMA Muhammadiyah 3 (Smadiga) dan SMK Muhammadiyah 1 (SMK Mutu) Gresik, perwakilan guru serta 52 santri baru Pondok Pesantren Muhammadiyah al-Fajr.
Imam Syafi’i menjelaskan cikal bakal santri Pondok al-Fajr adalah dari anak-anak binaan dari anak yatim dan dhuafa yang butuh dibiayai sekolahnya.
”Seiring waktu berjalan berawal dari tiga anak, kemudian bertambah menjadi lima anak,” tambah guru SMK Mutu Gresik ini. Lalu berkembang menjadi 16 hingga 29 anak.
Tiga tahun lalu lulusan SMP Muhammadiyah banyak yang masuk menjadi santri. Lantas wali murid mengusulkan agar nama anak asrama diubah menjadi anak santri. “Maka jadilah Pondok Pesantren al-Fajr ini,” kisahnya.
Santri pondok berasal dari siswa SMK Muhammadiyah 1, SMP Muhammadiyah 5, dan SMA Muhammadiyah 3 yang jarak rumahnya jauh dan harus tinggal di asrama.
Guru Pendidikan Agama dan Budi Pekerti (Al Islam) SMK Mutu ini menjelaskan seluruh pengurus pondok masih mempersiapkan sarana dan segala fasilitas yang dibutuhkan.
Kondisi asrama sekarang sudah layak huni dibandingkan masa dulu. ”Dulu pernah bikin tempat tidur darurat di pematang sawah karena kamarnya tidak cukup. Angin yang semilir membuat kita tidur nyenyak,” ceritanya.
Menurut dia, kondisi fasilitas sekarang lebih enak. Santri tinggal belajar. ”Walaupun ada yang masih menangis karena tidak betah tinggal di asrama. Para santri dibangunkan pagi-pagi mengikuti kegiatan shalat malam, mengaji dan lainnya,” terangnya.
Imam mengharapkan para santri lima tahun lagi menjadi anak yang tangguh dan sukses, mampu menjadi pemimpin di tempat masing-masing.
Para santri ini diterjunkan berdakwah ke masyarakat. Mereka sudah diajari muhadharah atau ceramah.
Penulis Musyrifah Editor Sugeng Purwanto