PWMU.CO – 5 modal utama gerakan Muhammadiyah perlu senantiasa digerakkan karena Muhammadiyah bukan organisasi yang kaleng-kaleng.
Hal itu disampaikan Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof Dr Abdul Mu’ti MEd pada Tabligh Akbar yang diselenggarakan oleh Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Sedayulawas, Brondong, Lamongan Jawa Timur, Senin (31/7/2023).
“Muhammadiyah berkembang dengan amal usahanya yang layak dianggap sebagai gerakan tingkat dunia, bukan organisasi yang kaleng-kaleng tapi bikin geleng-geleng,” ujar Abdul Mu’ti disambut gerr hadirin.
Menurutnya, 5 modal utama gerakan Muhammadiyah yang pertama adalah spiritual atau tauhid.
“Ini merupakan modal utama dalam membangkitkan ghirah untuk berbuat yang memiliki nilai, bukan hanya duniawi tapi juga ukhrawi,” ucapnya.
Modal yang kedua yakni intelektual. Dia mengatakan, orang Muhammadiyah harus selalu punya ide atau gagasan yang bisa dikatakan ‘there is always new idea’.
“Alhamdulillah banyak daerah memiliki amal usaha yang maju dan leading. Memang wong Muhammadiyah iku daki’-daki’ (orang Muhammadiyah itu cerdas),” tambah Mu’ti.
Ketiga yakni modal sosial. Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini mengatakan, walaupun anggota Muhammadiyah tidak sebanyak anggota organisasi secara nasional. Namun alhamdulillah dia bersyukur ternyata di Desa Sedayulawas ini 99 persen warganya adalah warga Muhammadiyah.
“Modal sosial ini mencakup soliditas dan solidaritas. Bahwa warga Muhammadiyah harus memiliki kelebihan sebagai warga yang guyub rukun. Kekuatan jama’ah yang dapat menggerakan jam’iyah kemudian berjalannya syarikah membuat gerakan sosial Muhammadiyah menjadi berkemajuan,” tandasnya.
Warga Muhammadiyah Harus Baik Akhlaknya
Yang keempat, modal moral atau nama baik. Sehingga ketika disebut warga Muhammadiyah, yang terpatri adalah kebaikan akhlaknya.
“Dalam memegang amanah kepemimpinan, warga Muhammadiyah harus senantiasa menunaikan dengan penuh tanggung jawab dan hanya mengharap ridha Allah ta’ala,” ucapnya.
Modal yang terakhir yakni jaringan. Muhammadiyah sebagai organisasi tingkat dunia yang memiliki cabang istimewa di 30 negara dapat menjadi organisasi dengan jaringan atau networking yang luas agar dikenal masyarakat.
“Tantangan yang kita hadapi saat ini adalah kualitas, karena tanpa kualitas kita amblas. Oleh karena itu, seberapapun amal usaha Muhammadiyah itu harus berkualitas,” tegasnya.
Menurutnya, bukan hanya rumah sakit yang bergedung megah tetapi mushsla dan masjid harus tetap makmur agar warga Muhammadiyah menjadi makmur.
Tabligh Akbar ini diselenggarakan PRM Sedayulawas sebagai salah satu rangkaian acara pra Musyawarah Ranting (Musyran) Ke-13 Muhammadiyah dan pra Musyran Ke-9 Aisyiyah Desa Sedayulawas.
Mengangkat tema Memajukan Sedayulawas, Mencerahkan Semesta, acara ini bertempat di halaman Perguruan Muhammadiyah Sedayulawas gedung selatan, tepatnya di halaman MI Muhammadiyah 2 dan MTsM 3 Sedayulawas. (*)
Penulis Putri Rizqiyatus Salsabillah Editor Nely Izzatul