PWMU.CO – Kenapa kurikulum harus berubah? Pertanyaan retoris ini disampaikan oleh Wakil Ketua PDM Gresk Dr M. Arfan Muammar, di Gedung Dakwah Muhammadiyah Gresik, Rabu (26/07/23).
Disampaikan dalam Workshop Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) dan Diseminasi Program Guru Penggerak yang diselenggarakan Majelis Pendidikan Dasar, Menengah dan Pendidikan Non Formal (Dikdasmen PNF) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Gresik.
Arfan menjelaskan, kenapa kurikulum harus berubah? Salah satu alasannya adalah karena masyarakat terus berubah.
“Kita kalau mau buat pabrik roti, rasa rotinya menyesuaikan dengan selera kita atau selera konsumen? Tentu menyesuaikan dengan selera konsumen, kalau membuat roti menyesuaikan dengan selera kita, maka ya dimakan sendiri saja rotinya, gak usah dijual” katanya.
Demikian juga dengan kurikulum, lanjutnya, kita harus menyesuaikan perubahan kebutuhan masyarakat, karena kebutuhan dan karakter masyarakat terus berubah setiap generasi, maka kurikulum harus mengikutinya
Arfan menerangkan, kalau merujuk pada teori generasi yang digagas oleh William Strauss dan Neil Howe, setiap generasi memiliki karakteristik yang sangat berbeda. Setidaknya ada lima pembagian generasi yang dipetakan oleh Strauss.
Yang pertama adalah Generasi Baby Boomer (kelahiran 1946-1964). Mereka ini lahir setelah Perang Dunia II. Mereka merupakan generasi yang memiliki tanggung jawab yang sangat besar. Walaupun demikian, generasi ini susah menerima kritik.
Yang kedua Generasi X (kelahiran 1965-1980), Generasi ini adalah anak dari Generasi Baby Boomer. Karakternya hampir mirip dengan generasi sebelumnya, mereka sangat displin dan suka bekerja keras. Tapi terkadang generasi ini agak susah beradaptasi dengan lingkungan baru.
Ketiga Generasi Y (kelahiran 1981-1994). Ini adalah generasi awal bertemunya dengan teknologi seperti handphone, komputer, dan internet. Mereka adalah generasi yang paling merasakan perubahan telepon gengam dari awal diperkenalkan ke publik hingga yang paling terbaru.
Mereka terkenal dengan sifatnya yang memiliki keinginan tahu yang besar dan memiliki tingkat kreativitas yang tinggi. Namun mereka biasanya juga sangat ambisius dan memiliki ego yang tinggi pula.
Keempat adalah Generasi Z (kelahiran 1995-2010). Mereka adalah generasi net atau generasi internet. Saat ini, mereka sedang dalam pencarian jati diri. Selain itu, generasi ini adalah generasi yang sangat pandai dalam bermultitasking. Namun di sisi lain, mereka adalah generasi yang mudah putus asa.
Kelima adalah generasi Alpha (kelahiran 2011-2025). Ini merupakan generasi gadget. Artinya kehidupan mereka akan selalu dekat dengan dunia gadget. Sehingga dikhawatirkan anak-anak generasi ini tumbuh menjadi generasi yang manja dan kurang bertanggung jawab. Di sisi lain, generasi ini adalah generasi yang akan membawa perubahan besar bagi Indonesia.
Kelima generasi di atas memiliki karakteristik yang sangat berbeda, dengan karakteristik yang berbeda itu apakah mereka bisa kita didik dengan pendekatan yang sama? bisa kita didik dengan metode yang sama, dengan materi yang sama, dengan kurikulum yang sama?
Jawabannya tentu “Tidak Bisa”.
Maka, Ali bin Abi Thalib pernah mengatakan “Ajarilah anakmu sesuai dengan perkembangan zamannya”
Maka IKM ini adalah salah satu bentuk bagaimana kurikulum menyesuaikan dengan perkembangan atau perubahan masyarakat tadi. (*)
Penulis M Fadloli Aziz Editor Ria Pusvita Sari