PWMU.CO – Buku Matahari Bersinar di Kota Lamongan; Sejarah Muhammadiyah Lamongan 1937-2023 resmi dilaunching dalam Pembukaan Musyawarah Cabang (Musycab) Ke-17 Muhammadiyah, Musycab Ke-11 Aisyiyah dan Musycab Ke-7 Nasyiatul Aisyiyah Lamongan, Sabtu (29/7/2023).
Buku yang ditulis Mulyono AR dan Fathurrahim Syuhadi setebal 108 halaman ini dilaunching Sekretaris Pimpinan Muhammadiyah Wilayah (PWM) Jawa Timur, Prof Dr Biyanto MAg. Acara berlangsung di SD Muhammadiyah Sidoharjo Lamongan.
Salah satu penulis buku, Fathurrahim Syuhadi menyampaikan, buku sejarah Muhammadiyah Lamongan ini merupakan buku ketiga setelah buku Sejarah Muhammadiyah Daerah Lamongan dan buku Sejarah Muhammadiyah Babat.
“Buku ini berisi tentang awal mula penyebaran ideologi Muhammadiyah, proses perintisan pendirian organisasi Muhammadiyah, profil para tokoh perintis Muhammadiyah Lamongan, Amal Usaha Muhammadiyah (AUM), hingga dinamika Ranting Muhammadiyah Lamongan,” jelasnya.
Menurutnya, pembuatan buku ini merupakan upaya untuk mencari jejak cikal bakal perintisan dan perkembangan Muhammadiyah di Kecamatan Lamongan.
“Hal ini mengingat perkembangan Muhammadiyah Kecamatan Lamongan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perkembangan Muhammadiyah di Kabupaten Lamongan,” katanya.
Langkah Awal Mencari Jejak Sejarah
Menurutnya, dalam penelusuran mencari jejak Sejarah Muhammadiyah, buku ini merupakan langkah awal untuk menguak sejarah Muhammadiyah di Kecamatan Lamongan.
“Buku ini tentu masih banyak kekurangannya, baik tentang metode, penyajian data maupun terkait dengan kaidah penulisan,” papar penulis produktif ini.
Hadirnya buku ini, kata Rohim, merupakan ikhtiar awal sebagai upaya mendokumentasikan jejak para perintis dan penggerak perjuangan Muhammadiyah di Kecamatan Lamongan.
“Beberapa nama tokoh penting ada dalam buku ini sebagai perintis Muhammadiyah di Kecamatan Lamongan seperti KH Muchtar Mastur, RH Moeljadi, KH Khozin Djalik, dan HM Sudiqno,” ucapnya.
Selain itu, lanjut Rohim, buku ini juga menerangkan kapan Muhammadiyah di Kecamatan Lamongan dirintis, siapa perintis dan bagaimana proses awal perintisannya.
“Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) yang terwujud megah seperti saat ini bagaimana awal perintisannya dan siapa tokohnya. Semua itu menjadi perhatian penulis untuk menyajikan fakta dalam buku ini, termasuk dinamika persyarikatan dari periode ke periode,” katanya.
Dia mengaku, penulisan buku ini dilakukan dengan berupaya mencari sumber informasi kepada pelaku secara langsung.
“Bagaimana pelaksanaan musyawarah, progress program kerja dan pelaku sejarah setiap periodenya juga kami coba sajikan berdasarkan fakta yang terdapat dalam dokumen yang ada,” jelasnya.
Fathurrahim Syuhadi berharap, ke depan agar masing-masing Cabang Se-Kabupaten Lamongan juga memiliki buku-buku sejarah Muhammadiyah.
Sekretaris PWM Sampaikan Apresiasi dan Harapan
Sementara itu, Prof Biyanto sebelum melaunching buku tersebut mengapresiasi atas terbitnya buku sejarah Muhammadiyah Lamongan 1937-2023 ini.
“Semoga buku ini dapat memberikan inspirasi dan ilmu yang bermanfaat bagi pimpinan, anggota, dan warga Muhammadiyah Lamongan agar dapat terus menumbuhkan dan mengembangkan Muhammadiyah Lamongan seperti yang sudah ditorehkan para pendahulu,” harapnya.
Pria kelahiran Lamongan ini juga berharap agar tradisi literasi tentang sejarah Muhammadiyah di Kabupaten Lamongan terus digalakkan dan ditradisikan secara masif untuk memperkaya khazanah keilmuan.
Terakhir dia menyampaikan selamat dan sukses atas peluncuran buku “Matahari Bersinar di Kota Lamongan” Sejarah Muhammadiyah Lamongan 1937-2023.
Sementara itu, Anggota DPR RI, Prof Dr Zainuddin Maliki MSi mengatakan, buku Matahari Bersinar di Kota Lamongan; Sejarah Muhammadiyah Lamongan 1937–2023 ini di dalamnya menggambarkan perkembangan Persyarikatan Muhammadiyah di Lamongan.
“Buku ini memuat dinamika perkembangan dan peran para tokoh penggeraknya, yakni Muhammadiyah Lamongan yang dirintis sejak tahun 1937,” ulasnya. (*)
Penulis Alfain Jalaluddin Ramadlan Editor Nely Izzatul