PWMU.CO – Dosen UMM Widhiyo Sudiyono ST MAB menganjurkan ikut asuransi sejak muda. Dosen Manajemen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) itu menerangkan asuransi masih belum menjadi prioritas masyarakat, khususnya para generasi muda.
Padahal, asuransi merupakan sarana proteksi finansial untuk mengatasi risiko dan kerugian dalam hidup. Terlebih lagi, di zaman yang penuh ketidakpastian seperti sekarang, perlindungan asuransi semakin relevan.
Menurutnya, asuransi bukan sekadar produk keuangan biasa. Lebih dari itu, keberadaannya menjadi salah satu investasi yang cerdas dan strategis untuk melindungi generasi muda dari risiko finansial.
“Dalam era yang penuh dengan perubahan sosial dan ekonomi, asuransi memberikan jalan keamanan yang dapat menangkap kita saat terjatuh,” ungkapnya, seperti disampaikan Humas UMM, Kamis (3/7/2023).
Asuransi menjadi bentuk persiapan finansial di masa depan, terutama bagi generasi muda yang sering menganggap kesehatan sebagai sesuatu yang tetap. Ia pun menyarankan agar asuransi bisa dimulai sejak dini, sehingga premi yang dikenakan lebih terjangkau.
“Asuransi kesehatan membantu mengatasi biaya rumah sakit dan obat-obatan. Untuk asuransi jiwa, dana asuransi akan cair saat kita meninggal dunia. Asuransi jiwa memberikan dukungan finansial bagi keluarga yang ditinggalkan. Sehingga fungsi pada perlindungan finansial yang dihasilkan oleh asuransi jiwa, juga tidak dapat dianggap remeh,” tambahnya.
Sejak Muda
Banyak orang mempertimbangkan keikutsertaan pada asuransi saat usianya sudah memasuki 40-an atau setelah berkeluarga dan memiliki anak. Padahal, memulai asuransi di usia tersebut dianggap terlambat karena premi yang tinggi.
“Ada juga yang ditolak oleh perusahaan asuransi karena masalah kesehatan. Apalagi di usia-usia itu memang sudah banyak masalah kesehatan yang dialami,” tandasnya.
Untuk sebagian orang yang masih ragu dalam hal kehalalan asuransi, Widhiyo menyampaikan bahwa ada pilihan asuransi syariah. Dengan begitu, mereka bisa menekan risiko dan dapat menghindari riba, taruhan, dan ketidakpastian.
“Konsep asuransi ini adalah risk-sharing. Seperti halnya usaha tolong-menolong dan saling melindungi dari risiko tertentu yang dikelola dengan prinsip syariah,” tuturnya.
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMM ini mengajak masyarakat untuk melihat asuransi bukan sekadar beban finansial. Sebaliknya, asuransi adalah mitra setia yang memberikan dukungan finansial dan ketenangan pikiran di saat-saat genting.
“Generasi muda perlu menyadari pentingnya asuransi sebagai alat proteksi bagi masa depan, terutama bagi mereka yang sedang berada pada awal karier atau masa studi,” ujarnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni