PWMU.CO – Bangun Kedekatan (Bonding) dengan wali siswa, SD Muhammadiyah 1 Driyorejo (SD Mudri) Gresik Jawa Timur mengadakan Sosialisasi Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM), Sabtu, (29/7/2023).
Ketua Panitia Sosialisasi IKM Siti Nur Hidayah SPd mengatakan acara ini dihadiri wali siswa kelas I, II, IV, dan V.
“Tujuan dari acara ini adalah untuk membangun kedekatan atau ikatan atau yang lebih tenar dengan istilah bonding antara pihak sekolah dan wali siswa terkait diberlakukannya Kurikulum Merdeka pada kelas II dan V tahun ini,” jelasnya.
Dia berharap wali siswa bisa memahami apa yang dimaksud dengan Kurikulum Merdeka,” katanya.
Dalam materinya, Dosen Bahasa Inggris Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG) Ulfatul Ma’rifah SPd MPd mengatakan zaman sekarang orangtua harus melek teknologi dan terlibat dalam sekolah anak, apalagi sekolah yang sudah menerapkan Kurikulum Merdeka.
“Merdeka bukan berarti tanpa batas atau ngawur, tapi ada capaian pembelajaran yang sudah ditentukan oleh pemerintah yang akan menjadi target nantinya,” ucapnya.
Filosofi Dasar Pendidikan
Ulfatul Ma’rifah menyampaikan bermain adalah salah kodrat anak. Pikiran (cipta), perasaan (rasa), kemauan (karsa atau karya), tenaga (pekerti) sudah ada pada anak.
“Untuk itu dalam pembelajaran di sekolah, hendaknya ada permainan-permainan yang mengasah itu semua,” katanya.
Dia menuturkan, Pendidikan harus berpihak pada anak. “Kebebasan untuk mengembangkan bakat atau minat siswa sebagai individu unik dengan potensinya masing-masing,” terangnya.
Kebebasan yang diberikan oleh guru bukanlah melepaskan siswa sepenuhnya belajar sendiri, melainkan dengan memberi contoh, tuntunan, serta arahan agar siswa dapat lebih berkembang.
Kurikulum Merdeka
Ulfatul Ma’rifah mengatakan Kurikulum Merdeka berfokus pada materi yang esensial dan pengembangan kompetensi siswa pada fasenya, sehingga belajar menjadi lebih mendalam, bermakna, tidak buru-buru, dan menyenangkan.
“Pembelajaran lebih relevan dan interaktif dengan kegiatan proyek memberikan kesempatan lebih luas bagi siswa aktif mengeksplorasi masalah-masalah terkini untuk mendukung pengembangan karakter dan kompetensi Profil Pelajar Pancasila,” paparnya.
Guru mengajar sesuai tahap capaian, perkembangan peserta didik dan sekolah mempunyai wewenang untuk mengembangkan, mengelola kurikulum, serta menentukan pembelajaran yang sesuai dengan karakter satuan Pendidikan dan siswa.
Nilai KKM
Apakah penilaian di Kurikulum Merdeka masih menggunakan nilai KKM? Ulfatul Ma’rifah menjelaskan tidak ada nilai KKM dalam Kurikulum Merdeka.
“Penilaian berdasarkan assesemen formatif dan sumatif. Siswa akan diajak untuk memecahkan masalah dan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah akan berbeda-beda sehingga nilai mereka akan berbeda-beda pula,” katanya.
Peran orangtua dalam Kurikulum Merdeka adalah memberikan dukungan terhadap sekolah dalam implementasi Kurikulum Merdeka dengan menjalin komunikasi yang baik. Segala informasi tentang anak, perkembangan, dan pembelajaran serta kegiatan sekolah tersampaikan dengan baik.
“Orangtua bisa menjadi teman sekaligus menjadi pendamping belajar anak. Memahami kompetensi yang perlu dicapai anak pada fasenya,” pesannya. (*)
Penulis Elisyah Susanty. Editor Ichwan Arif.