PWMU.CO – Pesan perjuangan pada anak-anak ideologis Kiai Dahlan menggema dalam Musycab PCM-PCA Sidoarjo, Sabtu (5/8/23).
Rektor Universita Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) Dr Hidayatulloh memberikan pesan perjuangan pada Musyawarah Cabang (Musycab) ke-16 Muhammadiyah Sidoarjo dan Musycab ke-10 Aisyiyah Sidoarjo, di Hotel Selecta, Jalan Raya Selecta No 1, Tulungrejo, Kec. Bumiaji, Kota Batu, Sabtu-Ahad, (5-6/8/23).
Dr Hidayatulloh menyampaikan kepada musyawirin sebuah pesan perjuangan KH Ahmad Dahlan sebelum sang kiai wafat. “Beliau luar biasa, memikirkan masa depan umat, Muhammadiyah, yang dikutip oleh Prof Munir Mulkhan,” kata dia.
Pesan Perjuangan
Hidayatulloh kemudian menyampaikan pesan Kiai Dahlan tersebut. “Mengingat keadaan tubuhku kiranya aku tidak lama lagi akan meninggalkan anak-anakku semua, sedangkan aku tidak memiliki harta benda yang bisa kutinggalkan kepadamu. Aku hanya memiliki Muhammadiyah yang akan kuwariskan kepadamu sekalian. Karena itu, aku titipkan Muhammadiyah ini kepadamu sekalian dengan penuh harapan agar engkau sekalian mau memelihara dan menjaga Muhammadiyah itu dengan sepenuh hati agar Muhammadiyah bisa terus berkembang selamanya,” kutipnya.
Lebih lanjut wakil ketua PWM Jatim tersebut menjelaskan, jika kita semua adalah anak Ahmad Dahlan, tetapi bukan anak biologis, namun anak ideologis. Pesan ini merupakan pandangan Ahmad Dahlan yang luar biasa.
“Harapannya yang luar biasa terhadap masa depan Muhammadiyah, kalau kita membaca semua rumusan yang ada di Muhammadiyah, itu betul-betul Muhammadiyah diproyeksikan dalam batas waktu yang tidak terbatas. Muhammadiyah diproyeksikan dalam ruang yang tidak terbatas pula. Maka Muhammadiyah itu tumbuh berkembang melintasi ruang dan waktu, melintasi zaman yang tidak bisa dibatasi ruang dan waktu,” terangnya.
Pak Dayat, panggilannya, mempertegas untuk mengemban amanah KH Ahmad Dahlan. “Tugas kita hari ini dan ke depan yaitu mengemban amanah dari KH Ahmad Dahlan. Kiai Dahlan mempunyai ikhtiar, mempunyai cita-cita, bahasa kerennya mempunyai visi jauh ke depan, bahwa Muhammadiyah ini dihadirkan untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Kemudian diturunkan dalam berbagai bidang usaha, yang diselenggarakan oleh Muhammadiyah,” paparnya.
Muhammadiyah dan Aisyiyah telah merumuskan berbagai bidang usaha dalam berbagai bentuk kegiatan yang terkonsolidasi dalam majelis dan lembaga. “Tentu, kebutuhan Muhammadiyah hari ini dan ke depan tidak sama pada masa itu, maka kita mempunyai tanggungjawab bersama,” ulasnya.
Program yang Relevan
Hidayatulloh mengajak Musycab Muhammadiyah dan Aisyiyah Sidoarjo betul-betul memproyeksikan program ke depannya yang relevan. “Ketika kita ingin menghadirkan Muhammadiyah yang bisa memberikan manfaat sangat besar sesuai zamannya, maka permusyawaratan kita hari ini betul-betul diproyeksikan setidaknya untuk lima tahun ke depan,” pesan Pak Dayat.
Dia melanjutkan, keberhasilan yang sudah dicatat Muhammadiyah dan Aisyiyah tujuh tahun yang lalu, itu belum harus kita lanjutkan untuk lima tahun ke depan. “Kalau keberhasilan kemarin itu sudah tidak relevan menjawab kebutuhan dan tantangan lima tahun ke depan. Jika masih relevan, maka lanjutkan, bisa jadi tingkatkan, kalau tidak relevan tinggalkan. Jadi program kita hanya tiga, melanjutkan, meningkatkan, dan meninggalkan,” imbuhnya.
Hidayatulloh juga mengimbau, musycab tidak sekadar pilihan, tetapi ada evaluasi dan proyeksi program selanjutnya. Program kerja tidak perlu banyak-banyak, yang terpenting program itu mempunyai dampak terhadap masyarakat luas.
“Muhammadiyah hadir tidak sekadar untuk warga Persyarikatan semata. Muhammadiyah dan Aisyiyah hadir untuk umat juga masyarakat. Pastikan program-program yang dirumuskan nanti berkaitan kebutuhan umat, kebutuhan masyarakat,” pesannya.
Penulis Mahyuddin. Editor Darul Setiawan.