PWMU.CO – Ketua PDM Sidoarjo Prof A Dzo’ul Milal menyampaikan, musycab adalah hal biasa ibarat pergantian malaikat siang dan malam.
Hal tersebut dikatakannya saat membuka Musyawarah Cabang (Musycab) ke-16 Muhammadiyah Sidoarjo dan Musycab ke-10 Aisyiyah Sidoarjo, di Hotel Selecta, Jalan Raya Selecta No 1, Tulungrejo, Kec. Bumiaji, Kota Batu, Sabtu-Ahad, (5-6/8/23).
Menurut Prof Milal, pergantian kepemimpinan merupakan sesuatu hal yang biasa. “Musycab ini suatu hal biasa, kalau mengikuti kalender hijriah, sekarang ini maghrib, pergantian antara malaikat siang dan malaikat malam,” ujarnya.
Pergantian antara jajaran PCM dan PCA yang lama dengan yang baru itu merupakan hal biasa. “Karena sudah biasa, maka sikap kita tidak perlu sikap yang tidak biasa,” tegasnya.
Prof Milal kemudian sedikit membahas makna LPJ. LPJ Itu laporan pertanggungjawaban, mungkin itu perlu dievaluasi, kalau itu laporan pertanggungjawaban mestinya itu ada tidak diterimanya, ditolak. Milal kemudian menyarankan LPJ disebut saja laporan evaluasi akhir jabatan. “Evaluasi periode sebelumnya apa yang baik, apa yang kurang, nanti menjadi bahan perbaikan ke depannya,” sarannya.
Ketua PDM Sidoarjo mengarahkan, program ke depan harus bisa menyejahterakan secara lahir dan batin bagi umat. “Program-program sudah baik sudah berjalan lancar dan bermanfaat untuk umat, teruskan. Bagi yang masih biasa-biasa saja tingkatkan, untuk yang belum ada maka adakan. Sedangkan untuk yang tidak baik hentikan,” ungkapnya.
Bukan Sekadar Rahmatan lil Muhammadiyin
Yang paling penting, kata dia, membumikan Islam Berkemajuan. Dalam Risalah Islam Berkemajuan yang terakhir yatu rahmatan lil Alamin. “Apakah kita sudah menjadi rahmatan lil alamin, tidak sekadar rahmatan lil muhammadiyin? Kita menjadi rahmatan lil alamin bagi siapapun yang ada di sekitar kita, maka muliakan dan sejahterakan lahir batin,” imbuhnya.
Lebih lanjut Milal menjelaskan bahwasannya kesejahteraan batin sudah banyak melalui kajian-kajian. “Tapi kalau meningkatkan lahir, di lingkungan kita, di lingkungan masjid, yang perlu dipertanyakan masih ada tidak fakir miskin. Kalau ada maka perlu dimuliakan, ditingkatkan kesejahteraan lahirnya,” ujarnya. Milal juga berharap bisa menjadikan masjid sebagai pusat peningkatan kesejahteraan umat.
Pandangan Milal terhadap kepemimpinan di Muhammadiyah dan Aisyiyah adalah amanah. “Kepemimpinan di Muhammadiyah dan Aisyiyah itu amanah, merupakan sesuatu yang mulia. Jangan sampai ada yang tidak ingin menjadi Pimpinan di Muhammadiyah, seperti kepemimpinan tingkat ranting. Jangan berlomba untuk mundur,” ulasnya.
Prof Milal berpesan, kalau tidak menjadi pimpinan, maka tidak bisa membuat keputusan untuk melakukan kebaikan. “Sebaiknya harus berebut untuk melakukan kebaikan, niatnya jangan supaya hebat, tetapi berniat untuk berbuat kebaikan, meningkatkan ibadah,” pungkasnya. (*)
Penulis Mahyuddin. Editor Darul Setiawan.