PWMU.CO – Tiga sumber ideologi Muhammadiyah dikupas Prof Achmad Jainuri PhD dalam acara Capacity Building: Revitalisasi Ideopolitor yang diselenggarakan PWM Jawa Timur di Trawas Mojokerto, Sabtu (5/8/2023) siang.
Acara ini diikuti utusan 38 PDM Kota-Kabupaten se Jawa Timur. Dibuka oleh Ketua PP Muhammadiyah Prof Dr Muhadjir Effendy MAP yang juga Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.
Capacity Building untuk PDM ini diselenggarakan dua sesi. Sesi pertama, 5-6 Agustus 2023. Sesi kedua 12-13 Agustus 2023 di tempat yang sama di Trawas.
Achmad Jainuri mengatakan, para kader dan simpatisan Muhammadiyah harus terus meningkatkan kemampuan dan pemahaman ideologi bermuhammadiyah.
”Ideologi ini mendasari cara pandang kader Muhammadiyah dalam bertindak dan bersikap. Ideologi merupakan cita-cita yang hendak dicapai dan diyakini kebenarannya,” kata mantan guru besar UIN Sunan Ampel Surabaya itu.
Dia menjelaskan, untuk mencapai ideologi itu perlu strategi, cara, serta usaha. Menurut dia, ada tiga sumber ideologi Muhammadiyah yang dapat menjadi rujukan.
”Pertama, sumber nilai ajaran Islam dan pemikiran kontemporer. Kedua, pemikiram para elite Muhammadiyah. Ketiga, tradisi yang berkembang kuat di Muhammadiyah,” tuturnya.
Tradisi ini, sambung dia, meliputi ikhlas dalam beramal, berlomba-lomba dalam kebaikan, hidup-hidupilah Muhammadiyah jangan mencari hidup di Muhammadiyah.
”Tidak kalah penting adalah tradisi bermuhammadiyah yang sedikit bicara banyak kerja aksi nyata. Tradisi inilah yang membedakan kader Muhammadiyah dengan lainya,” lanjut penasihat PWM Jawa Timur.
Berkaitan dengan itu, Ahmad Jainuri kemudian menjelaskan tujuh agenda utama Muhammadiyah tahun 2022-2027. Ini harus menjadi agenda dan prioritas pimpinan.
Pertama, dia menjelaskan, peneguhan paham keislaman dan ideologi Muhammadiyah.
Kedua, menguatkan dan menyebarluaskan Islam Berkemajuan. Ketiga, memperluas dan memperkuat jaringan di akar rumput. ”Jaringan Muhammadiyah harus berkembang sampai ke ranting-ranting,” ujarnya.
Keempat, mengembangkan AUM unggulan dan kekuatan ekonomi. Kelima, berdakwah buat generasi milenial, Z, dan alpha.
Keenam, reformasi kaderisasi dan diaspora ke berbagai sisi kehidupan. Ketujuh, digitalisasi dan intensitas internasionalisasi.
”Ketujuh agenda utama ini hendaknya menjadikan segenap pengurus Muhammadiyah dari level wilayah sampai cabang memiliki visi, tujuan dan semangat yang sama,” tandas Prof Jainuri.
Penulis Samsul Hidayat Editor Sugeng Purwanto