Penasaran
Kunjungan ke kantor PWM Jatim, lanjut Lidya, salah satunya merespon aspirasi mahasiswa Uniza untuk bertujuan lebih banyak tahu tentang organisasi keagamaan.
Muhammad Hardi Aris bin Salfi, mahasiswa Hubungan Internasional Uniza, mengatakan, sudah lama penasaran apakah Muhammadiyah adalah Wahabi.
”Tadi saya sudah mendapat jawaban yang jelas betapa Muhammadiyah bukan Wahabi, seperti yang diklaim oleh orang-orang luar yang tidak mengerti pendirian Muhammadiyah,” katanya.
Menurut dia, Muhammadiyah atau pengikut Nabi Muhammad, kiranya perjuangan Muhammadiyah ini ingin mengembalikan kegemilangan Islam semasa Nabi Muhammad, tanpa dibantu oleh madzhab-madzhab.
”Tidak terikat madzhab seperti kayak permodelan sekarang ini, Islamnya dimodelkan. Tapi perjuangan Muhammadiyah langsungkan mengembalikan apalah tumpuk akidahnya semasa pemerintahan Nabi Muhammad gitu,” kata Hardi Aris dengan logat Melayu.
Hardi Aris mengaku sangat terkesan dengan Muhammadiyah setelah berdialog dengan para pimpinan Muhammadiyah Jatim pagi tadi.
”Dari pentakbiran tadi, saya melihat Muhammadiyah ini sebuah organisasi yang besar dan struktur organisasinya kompleks, bukan seperti organisasi-organisasi Islam yang biasa, oleh kerena mereka punyai sayap-sayap untuk membantu pergerakan secara modern ini,” ujarnya.
Hardi Aris mengatakan, mereka dibantu oleh AUM, Ortom untuk membantu pergerakan Muhammadiyah berlangsung, dari tingkat persekutuan hingga tingkat ranting. ”Struktur Muhammadiyah ini sangat cantik dan tersusun,” sambung Hardi Aris.
Hardi Aris sangat terkesan dengan kemandirian dan independensi Muhammadiyah sehingga menjadi organisasi Islam yang besar dan tangguh.
“Kita boleh lihat yang Muhammadiyah sendiri tidak mempunyai meminte-minte dengan kerajaan. Tapi sifat kamandirian Muhammadiyah mereka bisa berdiri sendiri tanpa bantuan luar,” katanya.
Ditambahkan, Muhammadiyah memang mengikut ajaran Nabi Muhammad yaitu tiga ke arah penting: kepimpinan, kaya, dan berkarisma. Muhammadiyah itu melengkapi ciri-ciri tersebut.
11 mahasiswa ini juga memcicipi bakso dan pentol produk olahan daging kurban Lazismu Jatim.
Penulis Muhammad Syaifudin Zuhri Editor Sugeng Purwanto