PWMU.CO – Seorang mukmin wajib mengimani adanya hari kiamat. Begitu papar Dr Zulfi Mubarak dalam Kajian Dhuha di gedung Aisyiyah Kauman Kota Malang, Senin (29/5). Zulfi lalu menjelaskan 26 tanda hari kiamat berdasarkan Hadits Riwayat Bukhari Muslim.
Pertama adalah diutusnya Muhammad sebagai rasul terakhir, kemudian kedua adalah wafatnya Nabi Muhammad SAW. Ketiga, penaklukan Baitul Maqdis. ”Suatu saat Allah SWT akan membebaskan Baitul Maqdis yang saat ini masih menjadi rebutan antara Palestina dan Israel,” terangnya.
(Baca: Masa dan Manusia dan Inilah Amal yang Jadi Kebanggaan di Hari Akhir)
Keempat, lanjut Zulfi adanya ta’un amwas atau penyakit rabies. Zulfi kemudian menjelaskan dengan mengutip hadits rasul yang artinya: kemungkinan banyaknya kematian yang menimpa kalian bagaikan penyakit (Qu’ash 1) kambing.
”Nah, untuk menghindari penyebaran penyakit itu, maka hendaknya setiap mau qurban, maka hewan qurban dimandikan lebih dulu,” paparnya.
Kelima adalah munculnya fitnah, dan keenam adalah berlimpahnya harta, hingga tidak ada yang menerima sedekah. Karena pada massa ini orang-orang miskin berlaku sombong. ”Bersedekahlah karena suatu saat kamu akan kesulitan mencari orang yang mau menerima sedekah,” ajaknya.
Selanjutnya, berturut-turut kedelapan adalah banyaknya Nabi palsu, kesembelian adalah peperangan dengan bangsa Turki, kesepuluh adalah peperangan dengan bangsa Ajam dan kesebelas adalah hilangnya amanat sebagaimana sabda Rasul yang artinya: Jika amanat disia-siakan, maka tunggulah kiamat.
Kedua belas, diangkatnya ilmu dan fenomena kebodohan. Hal ini ditunjukkan dengan meninggalnya banyak ulama. ”Saat ini banyak orang yang mengurusi urusan yang bukan ahlinya,” paparnya.
(Baca juga: Heran, Ada Pemimpin Muslim yang Tak Percaya Hari Akhir)
Ketiga belas adalah banyaknya pasukan dan pendukung kedholiman, kemudian keempat belas adalah merebaknya perzinahan, kelima belas adalah merajalela praktik riba, keenam belas adalah fenomena anggapan alat musik adalah halal, ketujuh belas adalah maraknya peredaran khamar dan kedelapan belas adalah berlomba-lomba menghiasi masjid. ”Hanya dihiasi saja tapi tidak ada jama’ahnya,” .
Kesembilan belas adalah berlomba-lomba meninggikan bangunan, kedua puluh budak wanita melahirkan tuannya, kedua puluh satu maraknya pembunuhan, kedua puluh dua zaman semakin singkat, kedua puluh tiga pasar semakin berdekatan, kedua puluh empat adalah orang tua bergaya anak muda, kedua puluh lima adalah maraknya kekikiran, dan terakhir, kedua puluh enam adalah banyak peristiwa gempa bumi.(uzlifah/aan)