Kesan dan Pesan Kader Demisioner
Setelahnya, para kader demisioner menyampaikan kesan-pesannya. Anik Nur Asia Mas’ud memulai dengan beristighfar. Kemudian dia mengenang sudah bertumbuh dengan Nasyiah selama tiga periode kepemimpinan.
“Mulai dari Mbak Faiz, Mbak Tiwi, dan Mbak Ifa. Masyaallah. Periode demi periode yang luar biasa. Tiap periode berwarna. Masing-masing punya kekerenan sendiri-sendiri,” ujar Anik.
Yang pasti, bagi Anik, di tiap periode itu dia bernasyiah dengan gembira. “Tetap bahagia sama teman-teman NA. Saya mohon maaf sebesar-besarnya, selama saya berada di NA saya ada khilaf,” imbuhnya lantas meyakinkan, “Ketika segalanya karena Allah, akan selalu ditemani Allah!”
Selanjutnya, Tiwi–panggilan Siti Mariayanti–menekankan, “Yang sudah kita alami bukan suatu kebetulan. Bukan kebetulan saya bisa bergabung ke NA. Yang paling lama saya. Paling banyak salah yang saya lakukan. Yang jelek jangan ditiru. Yang baik-baik silakan diteruskan. Karena dari periode ke periode banyak perkembangan.”
Tiwi juga berpesan untuk menjadikan hal sebagai tantangan alih-alih sebagai masalah. “Lebih baik sampaikan di depan. Diskusikan. Semua ada jalan keluarnya. Jangan sampai jadi ulat di atas daun, apalagi menggerogoti dari dalam. Itu sangat tidak berakhlakul karimah. Kita akan rugi, tidak hanya sekarang tapi juga ke depannya,” tuturnya.
Baca sambubgan di halaman 5: Sukses Organisasi dan Keluarga