PWMU.CO – Haji mabrur menjadi ulasan Pengajian Majelis Ahad Pagi Kiai Haji Ahmad Dahlan PDM Kota Batu di Masjid Taqwa, Ahad (6/8/2023)
Pembicara Drs A. Taufik Kusuma MAg, pengasuh Pondok Modern Muhammadiyah al-Munawwarah Kedungkandang Kota Malang.
Membuka tausiah Ustadz Taufik mengucapkan selamat atas kembalinya dari berhaji Tsalis Rifa’i (Ketua PDM Kota Batu) dan istri, Arif Syaifudin dan istri, serta Rahmad Azhar.
”Semoga menjadi haji mabrur,” doa Ustadz Taufik.”Tidak ada balasan untuk haji mabrur kecuali surga.”
Ciri-ciri haji mabrur, menurut Ustadz Taufik, pertama, menebar salam dan kedamaian. Kedua, suka bersedekah dan memberi. Ketiga, bertutur kata yang menyejukkan.
”Menebar salam dan kedamaian dilakukan dengan cara menguatkan ukhuwah islamiyah dengan membangun persaudaraan. Dalam haji digambarkan ketika ibadah thawaf. Umat Islam dari seluruh negara di dunia bertemu dan bersama beribadah dengan rukun. Itulah lambang persaudaraan sesama muslim,” tuturnya.
Suka memberi, beramal, bersedekah, dan berbagi pada sesama, sambung dia, adalah indikasi kedua kemabruran haji.
”Haji mabrur teliti dan cermat dalam mengamalkan perintah Allah. Memiliki skala prioritas, sesuai kemampuan. Segala kenikmatan digunakan untuk mendekatkan diri pada Allah, itulah seseorang yang akan mendapatkan samudra kebahagiaan di akhirat,” ujarnya.
Bertutur kata yang menyejukkan itu artinya berkata yang baik, tidak menghardik, dan santun kepada siapapun.
Dengan demikian, cara merawat kemabruran haji adalah dengan lebih bersungguh-sungguh dalam melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan Allah.
”Ibadah haji adalah miniatur perjalanan orang beriman,” katanya.
Orang beriman selalu merasa khawatir terhadap amal ibadahnya. Selalu bergerak untuk melakukan ibadah terbaik dengan berupaya tepat waktu dalam melaksanakannya.
”Saling memaafkan, berbagi dan peduli pada sesama. Mulai dari persiapan hingga pulang. Semua itu dilakukan ketika seseorang beribadah haji,” tambahnya.
Haji mabrur dalam melaksanakan semua kewajibannya pasca haji harus disertai dengan keikhlasan. Indikasi ikhlas yaitu 1. melakukan semua yang dilakukan karena Allah, bukan karena ingin pujian dari sesama manusia. 2. Melakukan pekerjaan dengan sebaik-baiknya dan sungguh-sungguh. 3. hasil dari pekerjaan itu mempunyai nilai manfaat.
Bagi yang tidak mampu berhaji, kata dia, harus memiliki semangat dalam beribadah seperti orang berhaji. Keparipurnaan Rukun Islam adalah pada pelaksanaan ibadah haji.
Di akhir tausiahnya, Ustadz Taufik mengingatkan kewajiban merawat kemabruran haji.
”Tanda syukur telah diberi kesempatan beribadah haji, maka marilah kita rawat mabrur haji tersebut dengan lebih bersungguh-sungguh dalam melaksanakan perintahNya dan menjauhi laranganNya,” ujarnya.
Pengajian Ahad Pagi diakhiri dengan tasyakuran dengan sarapan pagi bersama jamaah di area Masjid at-Taqwa Kota Batu.
Penulis Khoen Eka Editor Sugeng Purwanto