Shalat Dzuhur dengan Bacaan Keras; Format Baru Fatwa-Fatwa Tarjih: Tanya Jawab Agama oleh Dr Zainuddin MZ Lc MA; Ketua Lajnah Majelis Tarjih dan Tajdid PWM Jatim dan Direktur Turats Nabawi, Pusat Studi Hadits.
PWMU.CO – Tanya: Saya pernah menjadi makmum shalat Dzuhur yang imamnya membaca surat al-Fatihah dengan jahr (keras). Apakah ketika imam selesai membaca surat al-Fatihah, saya selaku makmum harus membaca “amin” dengan suara jahr pula?
Jawab: dalam riwayat Abu Qatadah yang haditsnya dikeluarkan oleh Muslim kita dapati keterangan bahwa Nabi saw sewaktu shalat Dzuhur, pada dua rakaat yang pertama beliau membaca surat al-Fatihah dan dua surat. Kadang-kadang Nabi saw memperdengarkan bacaannya kepada para sahabat.
Hadits Abu Qatadah ra:
وَعَنْ أَبِي قَتَادَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: (كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَأُ فِي الرَّكْعَتَيْنِ الْأُولَيَيْنِ مِنْ صَلَاةِ الظُّهْرِ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ وَسُورَتَيْنِ, يُطَوِّلُ فِي الْأُولَى وَيُقَصِّرُ فِي الثَّانِيَةِ) (وَيُسْمِعُنَا الْآيَةَ أَحْيَانًا) (وَيَقْرَأُ فِي الرَّكْعَتَيْنِ الْأُخْرَيَيْنِ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ) (وَهَكَذَا فِي صَلَاةِ الْعَصْرِ) (وَكَانَ يُطَوِّلُ فِي الرَّكْعَةِ الْأُولَى مِنْ صَلَاةِ الصُّبْحِ, وَيُقَصِّرُ فِي الثَّانِيَةِ)
Abu Qatadah ra. berkata: (Rasulullah saw. sewaktu shalat Dzuhur pada dua rakaat pertama membaca surat al-Fatihah dan dua surat lain. Nabi memperpanjang pada rakaat pertama dan memperpendek pada rakaat kedua) (kadang Nabi saw. memperdengarkan bacaannya) (pada dua rakaat yang terakhir Nabi saw. hanya membaca surat al-Fatihah) (Sedemikian pula ketika Nabi saw. shalat Ashar) (Dan Nabi saw. memperpanjang bacaan pada rakaat pertama sewaktu shalat Subuh dan memperpendek pada rakaat yang kedua).
HR Bukhari: 725, 728, 743; Muslim: 451; Abu Dawud: 798; Nasai: 975, 977, 978; Ibnu Majah: 819, 829; Ahmad: 22616, 22670.
Kata yusmiuna, mengandung arti kadang-kadang dalam membaca surat sewaktu Nabi saw shalat Dzuhur dan Ashar dapat diartikan kebolehan membaca dengan jahr (keras) pada shalat yang biasa sirri (pelan). Tetapi bacaan Nabi juga agak keras itu hanya ekspresi saja karena dalamnya pemikiran makna ayat, bukan karena jahr suara membaca surat al-Fatihah dan surat lainnya, sebab yang didengar oleh para sahabat hanya beberapa ayat dan itu pun kadang-kadang.
Baca sambungan di halaman 2: Prinsipnya Sirri