PWMU.CO – Prof Muhadjir Effendy menantang pimpinan Muhammadiyah Jawa Timur membangun perumahan guru dan karyawan Muhammadiyah.
Tantangan itu dia sampaikan dalam acara Capacity Building: Revitalisasi Ideopolitor Gelombang II yang diselenggarakan PWM Jawa Timur di Trawas Mojokerto, Sabtu (12/6/2023) sore.
Acara ini diikuti oleh utusan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) se Jawa Timur.
”Di Jawa Tengah sudah jalan pengadaan rumah murah untuk guru-guru dan petugas di Muhammadiyah termasuk rumah sakit. Jawa Timur yang kurang greget ini,” kata Prof Muhajir sambil menatap ke arah jajaran PWM Jatim.
Tampak hadir di kursi podium seperti Ketua PWM Jatim Dr dr Sukadiono MM, Wakil Ketua PWM Dr M. Sulthon Amien, Wakil Ketua PWM Prof Dr Ir M Sasmito Djati MS, dan Wakil Ketua PWM Prof Dr Thohir Luth MA.
”Silakan saja kalau ada guru yang belum punya rumah, utamanya guru muda yang pingin rumah, atau guru yang lama mengabdi dan belum punya rumah. Kalau di situ ada proyek Perumnas, tinggal pilih saja Perumnas itu. Nanti mulai dari kontraknya sampai cicilannya kita upayakan akan mendapatkan bantuan dari Muhammadiyah,” kata Muhadjir Effendy yang Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan yanf langsung disambut tepuk tangan seluruh hadirin.
Dia merinci syaratnya maksimum penghasilannya Rp 8 juta per bulan. Cicilannya maksimum Rp 800 ribu sebulan, kemudian DP satu juta.
”Kalo ada yang tidak mampu DP 1 juta, ada keterangan tidak mampu dari PDM. Nanti saya suruh yang bayari ketua PDM-nya. Maaf, nggak lah. Kita upayakan akan kita tutup dari Majelis Ekonomi,” kelakar Prof Muhajir.
Kalau ada PDM yang sudah punya tanah, lanjut Ketua PP Muhammadiyah ini, program ini akan lebih murah. Majelis Ekonomi bertugas mencarikan pembiayaan pembangunan perumahan murah untuk guru dan karyawan Muhammadiyah.
”Cara ini bisa cicilannya lebih murah dibanding dengan Perumnas. Karena itu saya sarankan wakaf (tanah) bisa dialihkan jadi hibah. Kalau hibah pemanfaatannya bisa untuk perumahan warga Muhammadiyah,” kata menteri yang digadang-gadang jadi bakal wakil presiden mendatang.
Kalau perlu, ujar dia, cari tanah yang murah, kemudian kita ciptakan ekosistem yang baru di situ. Kampung baru kampung Muhammadiyah. Selain rumah-rumahnya kita beri bantuan, fasumnya juga bisa kita usahakan bantu.
“Kalau bapak-bapak bisa membangun 200 KK di situ di kampung Muhammadiyah itu, kita bisa mintakan fasum dari Kementerian PUPR. Saya akan usahakan itu kebetulan Sekjen PUPR sekarang anggota Majelis Ekonomi Muhammadiyah,” ungkap dia disambut tepuk tangan hadirin.
Ini kebaikan kita sebagai bentuk keprihatinan kita, kata Muhajir yang mengaku salah satu kegagalan saat menjadi Ketua PP Muhammadiyah Bidang Pendidikan Tinggi, Penelitian, dan Pengembangan periode 2015-2020.
“Saya belum bisa menyejahterakan guru-guru Muhammadiyah, terutama daerah-daerah terpencil. Ada gaji guru yang 200 ribu dan 500 ribu. Saya juga menginisiasi Dana Abadi Guru. Jika sudah terkumpul 100-200 miliar tiap tahun, insyaallah kita bisa memberi bantuan guru-guru Muhammadiyah yang kurang beruntung tersebut,” tutup Prof Muhajir. (*)
Penulis Muhammad Syaifudin Zuhri Editor Sugeng Purwanto