PWMU.CO – Peluang santri masuk ke IPDN terbuka lebar. Hal itu dikatakan Dr Drs Tjahjo Suprajogo MSi, Dosen Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) dalam Sharing Session di Meeting Room Pondok Pesantren Al Ishlah Sendangagung, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, Sabtu (12/8/2023).
Acara yang berlangsung malam pukul 20.00-22.00 WIB berjalan gayeng penuh keakraban. Hadir dalam acara ini Anggota Dewan Pengurus Pondok Pesantren Al Ishlah (DPPI): KH Drs Muhammad Dawam Sholeh, Drs H Agus Salim Syukran MPdi, Dr Piet Hizbullah Haidir SAg MA, H Ahmad Tohir, Dra Hj Muthmainah, dan Dra Hj Ariningsun.
Usai diperkenalkan satu persatu anggota DPPI, Piet Hizbullah, moderator acara ini mempersilakan Pak Tjahjo, panggilan akrab pria asal Malang ini, untuk memaparkan pendidikan di kampus IPDN.
“Kalau pondok pesantren adalah boarding school, maka IPDN juga sama. Aturan dan kedisiplinan sebagai bagian warga boarding school juga ada. Jadi ada kemiripan. Di IPDN juga pendidikan karakter dikedepan sama dengan pesantren,” papar ayah dua anak ini.
“Jadi kalau ada anak pondok masuk IPDN insyaallah tidak asing karena sama-sama boarding school. Ayo disemangati agar mereka tertarik masuk IPDN,” kata pria yang tinggal di Jalan Ampera Cilandak Jakarta Selatan ini.
Dalam sesi tanya jawab, Hj Muthmainnah menanyakan perihal pelanggaran di seputar asrama IPDN. Menjawab pertanyaan ini Pak Tjahjo mengatakan kurang lebih kasusnya sama dengan di asrama ponpes.
Sedangkan Kepala MA Al Ishlah Drs H Agus Salim Syukran MPdi menanyakan perihal peluang santri masuk ke IPDN.
Pak Tjahjo menjawab dan meyakinkan: “Santri pondok terbuka lebar untuk masuk di IPDN dengan syarat yang telah ditentukan dan siap bersaing dengan ribuan peserta, karena pendidikan kedinasan pasti diperebutkan orang banyak.” (*)
Penulis Gondo Waloyo Editor Mohammad Nurfatoni