PWMU.CO – Pengiat lingkungan SMA Muhammadiyah 10 (Smamio) GKB Gresik Jawa Timur Aeshnina Azzahra Aqilani menyampaikan pesan mendalam dalam Foreign Language Space (Flace) di Cordoba Conventional Hall, Jumat (11/8/2023).
Dalam kesempatan tersebut, Nina sapaan akrabnya, mengajak siswa Smamio menjadi penyelamat lingkungan demi masa depan. Cewek yang sempat viral gara-gara aksinya usai menulis surat permohonan kepada beberapa duta besar negara-negara barat seperti Amerika Serikat, Jerman dan Australia untuk menghentikan impor sampah yang dibuang ke Indonesia.
Tak lama setelah pengiriman itu, Duta besar Jerman mengundang Nina untuk datang ke kantor kedutaan serta memberinya respon positif atas tindakannya. Hal yang sama juga dilakukan oleh Duta Besar Australia memberikan apresiasi terhadap tindakannya yang berani.
Nina mengaku, di balik aksi dan pencapaiannya tak lepas dari dukungan orangtuanya. Dia merupakan putri Direktur Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton) dan aktivis pelindung sungai Prigi Arisandi. Ibunya merupakan Manajer Program Ecoton, Daru Setyo Rini.
Menjaga Lingkungan
Dalam kesempatan yang sama, siswa yang duduk di bangku kelas XI-5 ini kembali mengingatkan teman-temannya untuk terus menjaga lingkungan dari sampah dan pencemaran.
“Generasi muda penyelamat lingkungan masa depan. Semua anak Indonesia memiliki hak atas lingkungan yang bersih sehat dan bebas dari pencemaran,” paparnya.
Nina menyebut generasi muda sekarang sudah banyak yang open minded. Oleh sebab itu, dia mengajak teman-temannya di sekolah untuk menjadi pelopor perubahan untuk menjadikan lingkungan menjadi lebih baik.
Nina juga menyebut, trend menjaga lingkungan ini bisa dilakukan dalam hal-hal yang sederhana. “Misalnya, membawa tumbler atau botol minum, totebag, dan barang-barang yang bisa dipakai kembali ke mana-mana. Dimulai dari diri sendiri, hal itu bisa membantu mengurangi sampah plastik,” paparnya.
Selain memberikan edukasi menjaga lingkungan kepada warga Smamio, Nina juga menceritakan pengalamannya bisa lancar dalam berbahasa Inggris sehingga dia tidak kesulitan dalam memaparkan kampanyenya dalam konferensi di ajang Internasional, Plastic Health Summit 2021.
Dia mengaku sering membaca dan menonton film berbahasa Inggris sejak ia kecil sehingga sekarang terbiasa menggunakan bahasa Inggris dalam percakapannya sehari-hari.
Rasa Bangga
Sementara itu dihubungi PWMU.CO, Koordinator Program Internasional Smamio Irma Sonya Suryana MSi menyampaikan rasa bahagia dan bangganya kepada Nina.
“Di usia yang masih belia, Nina mampu menjadi pemateri di ajang internasional, dalam kegiatan Plastic Health Summit, yaitu konferensi Internaisonal yang diadakan di Amsterdam,” katanya bangga.
Dia, lanjutnya, menyuarakan gentingnya masalah limbah plastik. Karena aksinya yang sudah dilakukan mulai dari dia kecil mulai dari usia empat tahun hingga sekarang.
Dia merasa sangat bahagia karena salah satu siswa merupakan sang aktivis penyelamat lingkungan yang memang sudah dikenal di kancah Internasional.
“Ini akan menjadi trigger bagi teman-temannya yang belajar di Smamio sehingga anak-anak semua bisa semakin mengembangkan diri sesuai dengan porsi dan kompetensinya masing-masing,” tandasnya. (*)
Penulis Novania Wulandari. Editor Ichwan Arif.