PWMU.CO – Mahasiswa KKN UMG ikut memeriahkan Petik Laut di Desa Kandangsemangkon bertema Festival Gemar Makan Ikan yang diselenggarakan Kerja Usaha Bersama (KUB) Putihan Macan di Pelabuhan Pengkolan, Sabtu (12/8/2023).
Selain dimeriahkan Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG), acara ini dibantu oleh Kelompok Nelayan Kandang (KNK). Koordinator KKN UMG Iqbal Rahmat Syaputra mengatakan dalam memeriahkan acara ini diadakan lomba warga nelayan.
Ketua KUB Putihan Macan Yasmian menjelaskan rangkaian acara Petik Laut ini dibuka dengan pertandingan liga oplos antara Perseka (Kandang) melawan LG Deltras (Sidoarjo) pada Ahad (6/8/2023) di lapangan Dusun Kandang.
“Setelah itu, acara dilanjutkan dengan pertandingan liga oplos antarwarga Desa Kandangsemangkon pada 6-10 Agustus 2023,” katanya.
Dia menuturkan, pada puncak acara, diadakan lomba memasak bekocok bambangan (ikan kakap) dan ikan hasil pancingan pada Sabtu (12/8/2023) yang diikuti oleh 22 orang peserta dari setiap nahkoda atau pemilik kapal.
“Peserta menghasilkan berbagai sajian olahan ikan bambangan atau hasil pancingan yang beragam, sehingga setiap menu memiliki cita rasa dan ciri khas masing-masing. Kegiatan lomba masak mengundang Bupati Lamongan Dr H Yuhronur Efendi MBA yang diwakili oleh Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lamongan Yuli Wahyuono SH MM,” jelasnya.
Dengan adanya kegiatan perlombaan ini, lanjutnya, selain untuk memeriahkan petik laut, tentunya untuk membuat nelayan warga Kandang semakin rukun dan kompak, serta terciptanya rasa kekeluargaan yang kental antar pemilik kapal dan Anak Buah Kapal (ABK).
Acara Petik Laut berlanjut pada Ahas (13/8/2023) dengan agenda pengajian umum dan santunan sekaligus kegiatan silaturrahmi antar warga Desa Kandangsemangkon.
Budaya Petik Laut
Yasmian mengatakan, budaya Petik Laut masyarakat pesisir dilaksnakan di kawasan Pelabuhan Pengkolan Desa Kandangsemangkon Kecamatan Paciran Lamongan ini kembali digelar yang sempat 2 tahun vakum karena Covid-19.
“Petik laut merupakan budaya yang diwariskan dari generasi ke generasi masyarakat pantura Lamongan sejak Indonesia belum merdeka,” jelasnya.
Dulunya, sambungnya, masyarakat Paciran melakukan pemotongan kepala sapi yang kemudian dibawa ke tengah laut dengan diangkut menggunakan perahu dan kepala tersebut ditancapkan ke anjer yang merupakan tonggak batas untuk menunjukkan batas laut dalam.
“Seiring berjalanya waktu, acara Petik Laut diganti dengan kegiatan sosial tanpa ada pemotongan kepala sapi,” ungkapnya.
Dia menuturkan, Petik Laut merupakan ungkapan rasa syukur nelayan kepada Allah SWT, atas hasil laut yang didapatkan selama satu tahun terakhir dan merupakan ajang silaturrahmi antar sesama ABK dengan pemilik kapal.
“Acara Petik Laut juga diadakan untuk mengenalkan budaya Desa Kandangsemangkon pada generasi masa kini dan masa depan,” katanya. (*)
Penulis Lintang Permata Sari dan Nur Fadilah Sukmawati. Editor Ichwan Arif.