PWMU.CO – Setahun di Belgia dijalani Shofia Annyunari, siswi SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Surabaya. Kini dia sudah kembali belajar di Smamda. Ia belajar di Belgia dalam Program Rotary Youth Exchange 2022.
Ditemui PWMU.CO, Jumat (18/8/2023) saat acara Welcome Party Rotary Youth Exchange 2023, Shofi, sapaan akrabnya, menceritakan pengalamannya.
“Saya tinggal di Belgia kurang lebih satu tahun, tepatnya 10 bulan,” ungkapnya mengawali kisahnya.
Ia tinggal di sebuah keluarga kecil di kota kecil sekitar Tournai yang bernama Kain. Ia tinggal dengan keluarga Bernard, ayahnya bernama Cyril Bernard dan ibunya Marie-amélie Bernadette
Selama di Belgia ia bersekolah di College Notre, Dame de La Tombe, Kain. Sekolahnya tidak terlalu jauh dari rumah. Ia hanya perlu waktu lima menit ke sekolah dengan mobil. Berikut empat hal menarik saat dia di Belgia.
1. Kesan di Sekolah
Hal yang sangat berkesan di sekolah adalah ketika ia mengikuti acara tahunan yaitu “100 Jours”. Yaitu acara yang melambangkan 200 hari terakhir sebelum libur sekolah. Di sekolah itu ada kegiatan painting face yang dilakukan kakak kelas tingkat tertinggi terhadap adik kelasnya yang ingin di cat di pagi hari. Siang harinya juga ada parodi dan games seru yang sudah disiapkan.
Hal paling berkesan adalah saat pembelajaran. “Secara materi pelajaran tidak terlalu jauh dibandingkan dengan di Smamda. Tetapi jika dilihat dari cara mengajarnya cenderung ke arah berpikir kritis,” cerita dia.
Gadis berhobi fotografi ini menjelaskan saat ia mendapat tugas bahasa Prancis tentang lukisan, maka siswa diminta untuk menganalisis berbagai macam teknik, genre bahkan author lain yang terkait dengan lukisan yang dibahas tersebut
2. Tantangan Tidak Boleh Berhijab
Selama di Belgia gadis yang bercita-cita dokter ini tidak diperbolehkan memakai hijab. “Tidak ada alasan bagi saya untuk tidak memakai hijab,” tegasnya.
Ia menyiasati dengan memakai daleman ciput yang pas di kepala kemudian memakai wig di atasnya.
Terkait ibadah shalat fardhu, ia lebih memilih untuk shalat di rumah sepulang sekolah, karena aturan untuk shalat yang diterapkan di sekolahnya ribet.
“Alhamdulillah saya tidak pernah meninggalkan shalat selama di Belgia,” ungkapnya. Di rumahnya keluarganya juga sudah memahami tata cara peribadatan, sehingga Ia bisa menjalankan ibadah di rumah dengan tenang.
Baca sambungan di halaman 2: Puasa Ramadan 17 Jam