PWMU.CO – Aisyiyah mengkaji dakwah pencerahan berbasis komunitas. Hal itu dilakukan Majelis Tabligh dan Ketarjihan (MTK) Pimpinan Pusat (PP) Aisyiyah dengang mengundang Ketua Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Muchamad Arifin, MAg dalam kegiatan rapat kerja nasional (rakernas) Sabtu, 19 Agustus 2023 yang diselenggarakan di Auditorium Djazman Al Kindi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Rakernas MTK PP Aisyiyah kali ini mengusung tema ‘Penguatan Kepemimpinan untuk Perluasan Dakwah Berkemajuan Menuju Peradaban Bangsa’.
Arifin diminta memaparkan materi berjudul ‘Dakwah Pencerahan Berbasis Komunitas’. Pada kesempatan ini hadir pula Angelina Sondakh yang menyampaikan pengalaman dakwah di dunia lapas.
Arifin menjelaskan bahwa Lembaga Dakwah Komunitas lahir dari hasil Muktamar ke 48 di Surakarta tahun 2022 lalu.
“Namun sebenarnya konsep dakwah komunitas sudah lahir sejak lama. Berawal dari Muktamar Muhammadiyah Ke-37 tahun 1968 di Yogyakarta, melahirkan konsep Gerakan Jamaah Dakwah Jamaah atau disebut GJDJ,” terangnya.
Dalam perjalanannya, menurut Arifin, GJDJ tidak berjalan maksimal sehingga konsep ini direproduksi kembali menjadi Gerakan Pencerahan Berbasis Dakwah Komunitas yang diputuskan pada Muktamar ke-47 tahun 2015.
“Dalam Muktamar Ke-48 di Surakarta dibentuklah lembaga yang secara khusus menangani dakwah komunitas, yaitu Lembada Dakwah Komunitas atau disebut LDK,” jelasnya.
Ia lantas menjelaskan bahwa dakwah komunitasa merupakan keniscayaan karena kondisi masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku dan budaya. Hal ini sesuai dengan al-Hujurat ayat 13.
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ
Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.
“Sedangkan berdakwah itu harus melihat siapa yang didakwahi. Tidak semua harus disamakan metodenya. Itulah yang dimaksud dengan dakwah bil hikmah sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah di dalam Qur’an surat an-Nahl ayat 125,”
Ia lantas membacakan ayat,
اُدْعُ اِلٰى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۗ اِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهٖ وَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْن.
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.
“Munculnya komunitas, seperti jamur di musim hujan pada akhir-akhir ini, seperti komunitas punk, anak jalanan, moge, dan seterusnya tidak boleh dibiarkan dengan begitu saja. Maka sebagai penyeimbang harus ada dakwah komunitas yang hadir pada setiap komunitas tersebut,” tandasnya.
Penulis Ain Nurwindasari Editor Mohammad Nurfatoni