PWMU.CO – Atasi krisis iklim, Eco Bhinneka menggandeng Ashoka dan Greenfaith Indonesia menggelar Short Training of Spiritual Inspired Changemaking Initiative (SICI) 2023.
Pelatihan singkat melalui Zoom ini diikuti 85 peserta, Selasa (22/8/2023). Mereka ingin mendorong pemuda dan perempuan lintas iman bergerak bersama menjadi changemaker (agen perubahan) dalam mengatasi krisis iklim.
Direktur Eco Bhinneka Muhammadiyah Hening Parlan MM menjelaskan relasi antara orang yang memiliki keyakinan dengan perubahan iklim. “Ada 70 persen orang di dunia memiliki kepercayaan atau agama, atau Indonesia punya 90 persen orang yang memiliki kepercayaan atau agama. Namun kenyataannya, kita merasakan dampak buruk dari perubahan iklim. Ini artinya ada sesuatu yang salah,” ungkapnya.
Hening mengungkap, urusan melindungi bumi dan menjaga alam dalam agama Islam bukan semata-mata karena perubahan iklim. ”Di dalam Islam, urusan kita menjaga bumi adalah sesuatu yang menyatu dalam jiwa manusia yang beragama Islam. Karena kami meyakini bahwa manusia diciptakan sebagai khalifah atau kepanjangan dari Tuhan untuk menjaga dan merawat bumi,” terangnya.
Kata Hening, perlu mengubah cara pandang untuk menjadi agen perubahan. “Kita perlu menggali kembali apa faktor-faktor tentang spiritualitas yang harus dibangun untuk membangkitkan seseorang menjadi changemaker!” tutur Koordinator Greenfaith Indonesia itu.
Menurut Ashoka South-East Asia Diamond Leader Nani Zulminarni, tidak cukup hanya para fellow, organisasi, maupun Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang melakukan perubahan. “Semua orang perlu menjadi innovator social atau changemaker!” tegasnya.
Nani mengungkap empat hal yang bisa membuat setiap orang menjadi changemaker. Ialah rasa empati, mau kolaborasi, mampu menciptakan pemimpin baru, dan keinginan untuk terus melakukan perubahan.
“Terdapat 90 persen lebih orang Indonesia yang terikat dengan keyakinan tertentu. Jadi kalau kita mau mengajak semua orang menjadi pembaharu, maka kita harus melibatkan dan berkolaborasi dengan para pemimpin inter-faith ini, bagaimana pemimpin spiritual ini bisa berperan mencegah kerusakan lingkungan lebih lanjut,” imbuhnya.
Nani selalu percaya, kekuatan spiritual, meski tidak terlihat, itu sangat dahsyat. “Jadi kalau misalnya kita bisa mengolah kekuatan spiritual di diri masing-masing, menjadi satu tenaga untuk melakukan perubahan dan menyatukannya, akan ada banyak masalah yang bisa teratasi,” lanjutnya.
Kasih Sayang Pemersatu
Leader of the Spiritual Changemaking Initiative Anne Border Evans menegaskan, changemaker ini berfokus pada kasih sayang, terlepas dari agama dan tradisi spiritual apapun.
“Hal pertama yang perlu kita lakukan untuk menjadi changemaker adalah menjadikan diri kita utuh, bertindak atas apa yang diinginkan oleh pencipta kita. Berikutnya adalah pola pikir yang fluid, kita perlu melihat dunia yang lebih besar lagi, lebih dari keluarga, maupun organisasi,” tutur Anne.
Menurutnya, kolaborasi ialah kunci untuk membangun masa depan bersama. “Bagaimana kita mengharap berubah dari masalah yang besar, misal masalah iklim, kalau kita tidak bekerja sama dengan yang lain?” tanya dia retorik.
Anne yakin, orang-orang memahami kerusakan lingkungan, bumi semakin memanas, dan masalah iklim termasuk masalah bersama. Ia lalu mendorong peserta menemukan contoh permasalahan nyata dan menemukan teman-teman dari lintas iman, lintas kepercayaan, untuk bekerja bersama.
“Nanti teman-teman akan mendapati bahwa seluruh perbedaan itu akan memudar dan hal yang akan menyatukan kita saya yakin adalah kekuatan kasih sayang,” ungkap Anne.
Pada pelatihan ini, peserta dibagi menjadi dua kelompok, di dua breakout room, untuk mendiskusikan nilai agama dan peran aktor agama terhadap upaya pelestarian lingkungan. Mereka juga berdiskusi kegiatan apa yang bisa dilakukan bersama.
Fasilitator kelompok mendampingi proses diskusi masing-masing kelompok. Kemudian membantu merangkum hasil diskusi dan mempresentasikannya.
Tindak lanjut dari pertemuan ini yaitu ada serial pelatihan serupa dengan narasumber lainnya, inisiasi aksi bersama, dan dibentuk SICI Innovation Corner. Harapannya ini menjadi ruang para changemaker dari berbagai, provinsi, dan agama untuk berbagi cerita inovasi perubahan yang sudah dilakukan. (*)
Penulis Dzikrina Farah Adiba Editor Mohammad Nurfatoni/SN