PWMU.CO – Tabligh digital dikaji mendalam pada Rakernas Majelis Tabligh dan Ketarjihan (MTK) Pimpinan Pusat Aisyiyah di Auditorium Moh Djazman Universitas Muhammadiyah Surakarta, Sabtu (19/8/2023).
Pemateri pada sesi ini adalah Fajar Junaedi dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).
Fajar Junaedi, penulis buku Etika Komunikasi di Era Siber ini memantik rasa penasaran dan membangkitkan semangat peserta belajar lagi tentang dakwah digital.
”Ibu-ibu ada yang mempunyai Twitter?” tanyanya mengawali materinya.
Sebagian besar peserta menggelengkan kepala.
”Ibu-ibu kalau yang sudah punya akun Twitter, sekarang X namanya, silakan follow akun saya. Silakan klik play di space-nya,” ujarnya meminta peserta untuk aktif.
Dia menjelaskan, menu space di Twitter (X) itu sangat mudah digunakan. Tinggal membuka aplikasinya, klik menu space dan mulai, maka aktivitas dakwah online langsung bisa terdengar oleh seluruh follower di manapun berada.
”Ibu bisa rekaman di mana saja tanpa studio. Tidak perlu dandan. Tidak seperti live IG yang harus menghadap kamera,” jelasnya.
Seperti saat sedang berbicara sebagai pemateri ini, dia sengaja menyalakan menu space dan klik play. Dia meyakinkan kepada ibu-ibu bahwa apa yang sedang disampaikan juga langsung terdengar oleh followernya di Twitter.
”Kelebihannya lagi, space otomatis menyimpan rekaman kita. Bisa diputar kapanpun lagi oleh kita semua. Hemat, Bu. Tidak memenuhi memori HP kita,” ujarnya.
Menjawab tantangan dari peserta, Mas Jun, sapaan akrabnya, mencoba mempraktikkan penggunaan space memakai akun peserta dan panitia guna menunjukkan mudahnya kita berdakwah dengan teknologi digital.
Mas Jun berpesan, dalam mengelola media sosial, perlu adanya perencanaan yang terukur yakni muatan konten harus disesuaikan pola unggahannya dengan pandangan Aisyiyah, yang menyangkut redaksional dan visual.
Kemudian membuat konten tabligh digital sesuai dengan apa yang sudah disiapkan atau dijadwalkan sebelumnya dengan konsisten.
Penulis Nurul Hidayah Editor Sugeng Purwanto