PWMU.CO – Jelang resepsi milad, kontributor PWMU.CO Tri Eko Sulistiowati ungkap kerinduannya mendapat ilmu dari sang ahli menulis dan berjumpa dengan editor maupun kontributor se-Jawa Timur.
Tri–sapaan akrabnya–yakin, kerinduan ini akan terjawab di Resepsi Milad Ke-7 PWMU.CO yang digelar bersamaan dengan Milad Ke-17 Matan esok Sabtu (26/8/2023). Sejak H-2, telah tampak antusiasme para kontributor yang ingin mengikuti agenda ini di dua grup WhatsApp Kontributor. Sebelumnya, Smereka harus mendaftar acara ini dengan menyertakan link berita yang ditulis periode Mei-Agustus 2023.
Resepsi milad diagendakan berlangsung di Aula Mas Mansur Kantor PWM Jatim. Jalan Kertomenanggal IV/1, Dukuh Menanggal, Gayungan, Surabaya, Jawa Timur.
“Tak terasa sudah tujuh tahun para kontributor ditempa di PWMU.CO, sekolah menulis yang tak pernah lelah memberi dan menginspirasi Indonesia dengan menyuguhkan berita-berita teraktual, akurat, dan mencerahkan,” kenang Tri, Jumat (25/8/2023) siang.
Hingga kini, terhitung sudah enam kali para kontributor PWMU.CO dikumpulkan di aula Mas Mansur pada peringatan miladnya untuk silaturahmi dan menambah ilmu menulis dari para pakar. Alhasil, para kontributor saling mengenal.
Kecintaan kontributor dengan PWMU.CO pun tampak dari antusiasme menyuguhkan berita bersama ratusan kontributor yang tersebar di seluruh Jawa Timur. Bahkan, ada kontributor dari Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (di luar negeri) yang rela mengabdi tanpa pamrih dengan mengirim tulisan-tulisan terbaiknya.
Tulisan Berharga
Tri lanjut mengenang, “Di kelas inilah aku ditempa dan di aula itu aku banyak mendapatkan ilmu bermanfaat. Utamanya di tahun-tahun pertama aku dibimbing Abah Fatoni, Pak Sugeng, Ayah Nadjib Hamid (alm), para wartawan senior dan juga editor hebat. Perlahan tapi pasti tulisanku enak dibaca dan mudah dipahami pembaca.”
Ada prestasi yang akan selalu Tri ingat terkait tulisan yang dia kirim ke PWMU.CO. Yakni tulisan kepergian kader terbaik Pimpinan Ranting Muhammadiyah Sukolilo, Cabang Bulak, Sugeng Purnomo.
Tri menerangkan, almarhum meninggalkan satu istri dan empat anak. Dia berprofesi sebagai tenaga keamanan di RS Muhammadiyah Surabaya dan aktif di Kokam. Dia juga mendapat gelar pahlawan dari PP Muhammadiyah di Milad Ke-109 Muhammadiyah.
“Walau awalnya tulisan itu sempat jadi kontoversi dengan pihak keluarga almarhum karena salah penulisan diagnosa, namun akhirnya Allah SWT menunjukkan kebenarannya dengan sebuah penghargaan nasional untuk almarhum,” ungkap Tri.
Dari banyaknya hal yang sudah dia tulis, pelan tapi pasti Tri mencoba memenuhi kaidah penulisan yang sudah diberikan redaktur dan para editor. “Saya biasa menyebut (editor) ayah yang baik bagi kami, putra-putrinya, yang tak pernah lelah ‘mengganggu’ dengan mengirimkan tulisan-tulisan yang porak-poranda namun keluarnya enak dibaca,” terangnya.
Baca sambungan di halaman 2: Dunia Maya Bermanfaat