PWMU.CO – Dalam berbagai riwayat Nabi Muhammad saw, disebutkan jika waktu terbaik shalat malam atau tahajjud adalah sepertiga akhir malam. Meski sudah tentu saja terkait dengan kekhusyukan dan lain sebagainya, ternyata pendirian shalat malam di waktu ini secara medis juga sangat menyehatkan untuk pelakunya.
Demikian disampaikan oleh dr Tantowi Djauhari dalam Pengajian Dhuha Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Klojen di gedung Aisyiyah Kauman Klojen Kota Malang (31/5). Menurutnya, dari sudut kesehatan, waktu sepertiga akhir malam merupakan waktu yang terbaik untuk melakukan shalat malam atau tahajud.
“Saat itu organ tubuh manusia sedang mengeluarkan hormon kortisol, yaitu hormon stres,” jelas Wakil Direktur Rumah Sakit RS Umum Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) itu.
(Baca juga: Mitos Mandi Malam Upaya Menjauhkan Muslim dari Tahajud dan Ini 3 Manfaat Kesehatan dari Tidur Miring Kanan yang Dicontohkan Nabi Muhammad)
Pada saat yang bersamaan saat tubuh mengeluarkan hormon kortisol, tambah pria yang akrab dipanggil Tomi ini, aktivitas pada sepertiga akhir malam itu juga menghasilkan sitogen. “Selain mengeluarkan hormon stres, pada saat yang sama menghasilkan sitogen. Yaitu sistem kekebalan kita yang terbaik.”
Dalam taushiyahnya, Tomi juga mengingatkan bahwa ada 3 jenis nafsu manusia. Yang pertama adalah nafsu amarah, nafsu buruk yang harus dijauhkan dan dihilangkan. “Kemudian nafsu lawwamah artinya separuh baik separuh buruk, dan itu harus diperbaiki.”
(Baca juga: Penjelasan Medis untuk Hadits 10 Hari Pertama Ramadhan adalah Rahmat dan 10 Hari Berikutnya Ampunan)
Yang terakhir, tambah Tomi, adalah nafsu mutmainah, yaitu nafsu terbaik yang akan mengantarkan kita masuk surga, “Sebagaimana yang termaktub dalam QS al-Fajr ayat 27-30, dan hal ini yang harus kita pelihara dan tumbuhkan secara istiqamah,” tegas Tomi. (uzlifah)