PWMU.CO – Muhammadiyah ibarat filter bagi praktik ajaran Islam yang dirasa tidak sesuai dengan al-Qur’an dan as-Sunnah yang dirisalahkan oleh Rasulullah SAW.
Hal ini disampaikan oleh Ketua LDK PP Muhammadiyah Muchamad Arifin SAg MAg pada kegiatan Rakornas LDK PP di Ruang Utsman bin Affan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Sabtu (26/08/2023).
“Sehingga bagaimana air yang kotor itu bisa kembali bersih, maka Muhammadiyah hadir sebagai filter yang saat itu kondisi umat Islam tidak murni lagi,” terang Arifin.
Menurut Arifin, Muhammadiyah hadir tidak lepas dari ayat yang sangat populer yaitu Surat Ali Imran ayat 104.
وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ
“Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.”
Arifin lantas menjelaskan sasaran dakwah Muhammadiyah, yaitu sasaran utama, sasaran umum dan sasaran khusus.
“Yang utama adalah Muhammadiyah, yang khusus adalah komunitas-komunitas, sedangkan yang umum adalah masyarakat lainnya,” jelasnya.
Lahirnya istilah dakwah komunitas dikisahkan oleh Arifin ialah dari Muktamar Ke-48 Muhammadiyah di Surakarta.
“Dari sinilah saya menerima SK, kita siap dan semangat sampai saat ini dan akan terus semangat,” ucapnya.
Arifin lantas menyampaikan bahwa Lembaga Dakwah Khusus (LDK) telah menandatangani MoU dengan beberapa lembaga maupun institusi, salah satunya dengan UMS.
“Dalam hal pembinaan SDM dan pengiriman dai ke daerah 3T,” ucapnya.
Kenapa harus dakwah berbasis komunitas? Arifin menjelaskan hal ini karena secara normatif dakwah komunitas merupakan pengamalan dari al-Hujurat ayat 13.
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ
‘Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.’
“Karena model manusia adalah berbeda-beda, munculnya berbagai komunitas harus disambut dengan baik. Karena negara kita Indonesia yang terdiri dari berbagai suku, ras dan budaya maka kita harus menghadirkan dakwah dengan berbagai macam model dan bentuk yang berbeda,” terangnya.
Arifin lantas menekankan agar Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) maupun Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) fokus melakukan dakwah pada komunitas tertentu. Ia mencontohkan dakwah komunitas yang telah dilakukan oleh PWM Jawa Timur.
“Dakwah di komunitas anak punk, dakwah di komunitas sepak bola, dakwah di komunitas waria, dakwah di komunitas penghuni kubur,” jelasnya.
Menurutnya dakwah di komunitas kelas bawah bagaikan menyingkirkan batu di tengah jalan.
“Batu di tengah jalan dibiarkan akan menjadi masalah. Namun kalau ada yang peduli itu akan menyelesaikan masalah. Itulah kita LDK yang peduli komunitas kelas bawah. Dakwah itu menyelesaikan masalah tanpa masalah,” tandasnya. (*)
Penulis Ain Nurwindasari Editor Mohammad Nurfatoni