PWMU.CO – Kontributor PWMU.CO bawa oleh-oleh jajanan khas daerahnya masing-masing ke Resepsi Milad Ke-7 PWMU.CO dan Ke-17 MATAN, Sabtu (26/8/2023)
Milad yang diselenggarakan di Aula Mas Mansur Kantor Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur jalan Kertomenanggal IV/1 Surabaya akhirnya dipenuhi beragam jajanan khas yang unik.
Makanan yang biasa dikonsumsi oleh suatu daerah dan cocok dengan lidah masyarakat setempat. Unik karena berbeda dengan daerah yang lain atau memiliki kekhususan.
Diantara jajanan khas dan unik tersebut adalah lento dan klepon khas Menganti dan pudak dari Gresik, rengginang cumi dari Situbondo, krupuk bangjo klenteng dan tahu ledokkulon dari Bojonegoro.
Selain itu ada juga posot-posot dari Pulau Bawean Gresik, bawang goreng khas Kota Probolinggo, kerupuk tayamum dan keripik bayam dari Giri Gresik.
Lalu ada juga kue lumpur kentang Sidoarjo, keripik pisang khas lumajang, keripik mbote dan miniman legen dari Lamongan serta kue bagiak dari Banyuwangi.
Kerupuk Syiar Islam
Kerupuk tayamum adalah jajanan khas Gresik yang sempat menjadi perhatian Pimred PWMU.CO Mohammad Nurfatoni. Dalam daftar list jajanan khas yang dibawa kontributor Gresik Jawa Timur tertulis kerupuk tayamum di nomor 13.
Dia berkomentar, “Tayamum pakai kerupuk?” tanyanya.
Memang kata tayamum identik dengan bersuci. Bagi umat Islam yang tidak menemukan air untuk berwudhu bisa mengganti dengan debu. Kemudian diusapkan ke bagian tangan dan wajah.
Demikian juga kerupuk asal Desa Giri Kabupaten Gresik ini. Sebenarnya sama dengan kerupuk lain yang digoreng dengan pasir. Warnanya agak kemerahan dan beberapa butir pasir masih menempel.
Kontributor PWMU.CO asal Giri Gresik yang membawa kerupuk tayamum Elly Syarifah menjelaskan, kerupuk tayamum khas Giri memiliki rasa yang gurih. “Berasal dari bahan-bahan tepung tapioka, udang, ketumbar dan jinten,” ungkapnya.
Kerupuk tayamum ini rasanya enak dan warnanya cantik. “Kerupuk e enak, sang Mak sing milih,” ujarnya.
Menurutnya, sebutan tayamum karena identik dengan Gresik sebagai Kota Santri. “Sehingga kata tayamum dipilih warga Desa Giri sebagai bentuk syiar Islam. Apalagi Giri juga pernah menjadi pusat penyebaran agama Islam saat yang berkuasa Sunan Giri,” jelasnya. (*)
Penulis Estu Rahayu. Editor Sugiran.