PWMU.CO – Kereta Kelinci bawa Aisyiyah Ranting Mungkung ke Musycab Muhammadiyah dan Aisyiyah Loceret Kabupaten Nganjuk Jatim, Ahad (20/8/2023).
Musycab Loceret digelar di Wana Wisata Bukit Cinta, Desa Ngepeh Kecamatan Loceret. Tepatnya di tengah hutan jati di kawasan kaki Gunung Wilis. Perhelatan ini dihadiri warga Muhammadiyah dari seluruh penjuru Kecamatan Loceret.
Kemeriahan bertambah kala puluhan ibu-ibu Aisyiyah datang secara bersamaan dengan mengendarai Kereta Kelinci. Mereka berasal dari Pimpinan Ranting Aisyiyah (PRA), guru TK Aisyiyah Desa Mungkung. Juga beberapa siswa-siswi bersama wali murid TK Aisyiyah Mungkung.
Terekam keceraian di wajah mereka saat turun dari kendaraan yang memang dimodifikasi untuk wisata sederhana ini. Menempuh perjalanan bersama serta menikmati pemandangan alam perkampungan melintasi kawasan hutan jati dengan medan berkelok-kelok.
Menu Ndeso
Begitu memasuki area Wana Wisata Bukit Cinta, peserta dan undangan dipersilakan memasuki joglo tempat acara digelar. Aroma alami langsung terasa. Bagaimana tidak? Joglo yang mulai dari tiang sampai atap berbahan 100 persen bambu. Juga tempat duduk yang terbuat dari kayu jati berkualitas serta meja dengan bahan yang sama.
Sebelum dipersilahan duduk, di atas meja jati sudah terlihat suguhan khas pedesaan yang menggoda selera. Ubi cilembu yang di oven, ubi jalar, kacang tanah serta pisang kepok yang di kukus semakin menambah kesan ndeso. Kudapan sehat ini pun langsung di santap oleh hadirin sambil menikmati semilir angin suasana hutan jati.
“Ini judulnya makanan ringan, tapi kok berat-berat ya,” seloroh Sumitro SPdI, mantan Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Loceret sambil tertawa.
Seremoni pembukaan dimulai pukul 09.00 WIB. Sebelumnya diawali dengan penampilan Tari Saman dari siswa-siswi TK Aisyiyah Mungkung. Lagu Indonesia Raya, Mars Sang Surya dan Mars Aisyiyah pun menggema di Bukit Cinta.
“Walaupun tidak semua yang hadir ini hafal Mars Sang Surya, apalagi Mars Aisyiyah, namun saya yakin tidak akan mengurangi kebanggaan Bapak-Ibu pada Muhammadiyah tercinta ini. Dan juga keikhlasan untuk bersama berjuang di persyarikatan,” ujar Wakil Ketua PDM Nganjuk Imam Fanani.
Selepas pembukaan usai, bukannya dilanjutkan dengan pleno Musycab. Hadirin malah langsung dipersilakan untuk menikmati sarapan.
“Acara selanjutnya adalah ramah tamah. Bapak-Ibu dipersilakan menuju meja yang di belakang untuk menikmati sarapan,” kata pembawa acara.
Cabang Tertua
Menu tradisional terhampar di meja. Nasi tiwul, nasi putih, sayur terong pedas, lele dan ayam goreng plus lalapan juga sambal terasi. Tak ketinggalan tahu dan tempe goreng, lauk wajib orang Jawa juga turut dihidangkan. Di ujung meja terdapat kerupuk dalam toples yang bagi sebagian orang juga lauk wajib.
Ditemui PWMU.CO di sela ramah tamah, salah satu anggota PCM Loceret Panggih Riyadi SPd menginformasikan bahwa Muhammadiyah Cabang Loceret merupakan salah satu cabang tertua di Nganjuk.
“Berdirinya bersamaan dengan Cabang Muhammadiyah Tanjunganom pada tahun 1968, saya ada catatannya. Cabang Loceret ini berdasarkan Surat Keputusan Nomor 2645,” jelasnya.
Saat ditanya periodesasi PCM Loceret, Panggih tersenyum sambil mengernyitkan dahi. “Itulah PR saya, akan ditelusuri lagi. Kali ini musycab yang ke berapa juga saya belum mendapatkan datanya,” ujar mantan guru SMKM 1 Nganjuk ini.
Kaderisasi Keluarga
Pada Musyawarah Cabang Muhammadiyah dan Aisyiyah Kecamatan Loceret ini, terpilih Nurul Furqon SPd dan Ibu Sulistyowati sebagai Ketua PCM dan PCA Loceret periode 2022-2027. Istimewanya ini adalah pasangan suami-istri.
Suasana haru sekaligus provokatif terlihat pada momen penutupan. Nurul Furqon yang akan menyampaikan pidato perdananya, memanggil Ketua PCA untuk maju ke depan mendampinginya.
Tatkala Sulistyowati menghampiri dengan malu-malu, serta merta Nurul Furqon langsung memeluk dan mencium kening istrinya. Tepuk tangan dan sorak-sorai hadirin mewarnai peristiwa itu. Tak sedikit pula yang mengabadikannya melalui jepretan gawai.
“Saya menunjukkan kemesraan ini bukan untuk pamer. Namun sebagai provokasi bahwa kaderisasi dimulai dari keluarga. Harmonisasi dan kolaborasi antara Muhammadiyah dan Aisyiyah pasti akan membawa kekuatan baru bagi persyarikatan,” pesannya. (*)
Penulis Imam Fanani. Editor Sugiran.