PWMU.CO – Ngabuburit—kegiatan menunggu jam berbuka puasa—biasanya dilakukan dengan jalan-jalan keliling kampung atau nongkrong santai. Tapi yang ini beda. Ngabuburit dilakukan sambil ngaji bareng. Itulah yang berlangsung di Masjid Al Arqom Desa Parengan, Kecamatan Maduran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, selama Ramadhan 1438 ini. Hebatnya, kegiatan ini sudah berlangsung 15 tahun.
Mantan Ketua Pimpinan Pemuda Ranting Muhammadiyah Parengan Johan Ammiruddin mengatakan bahwa kegiatan ini diadakan untuk mewadahi pemuda-pemudi yang sebelumnya ngabuburit ke mana-mana. “Alhamdulillah kegiatan ini sudah berjalan 15 tahun. Dulu mereka ngabuburit berkeliaran gak jelas di jalanan,” katanya pada pwmu.co, Selasa (6/5) malam. Pengajian yang dimulai pukul 16.30 ini, tambah Johan, di samping diniati untuk iktikaf juga untuk menambah ilmu. “Sekaligus berbuka bersama,” kata Johan yang memelopori kegiatan ini.
(Baca: Berbahaya, Tidur selepas Subuh dan Berbuka dengan Menu Kelas Berat saat Puasa Ramadhan)
Dia juga menjelaskan, yang bertindak sebagai pemateri tetap dalam pengajian tersebut adalah Ustadz Mashudul Haq. “Beliau asli penduduk Parengan,” ujarnya. Yang unik, dalam pengajian ini sang ustadz menggunakan sistem tradisional yang dikenal dengan sistem sorogan.
Dalam sistem itu, materi yang berpedoman pada kitab tertentu dikupas oleh ustadz kepada sekitar 70-90 jamaah yang terdiri dari anak-anak, remaja, dan orang tua. “Sering diselingi dengan cara mendongeng. Ustadz juga berinteraksi dari dengan jamaah,” terang Johan.
Menurut Johan, di kalangan Muhammadiyah sudah jarang memakai metode ini. “Di Parengan hanya beliau satu-satunya ustadz mampu memberikan pengajian dengan metode tersebut,” ujar dia
(Baca juga: Ketika 1000 Umat Berbuka di Malam 1000 Bulan)
Wakil Sekertaris Pimpinan Pemuda Muhammadiyah Ranting Parengan Moh Syobil Birri menambahkan, materi yang diberikan pada pengajian ini berdasar tema tertentu, yang berbeda dari tahun ke tahun. “Ramadhan tahun lalu tema yang diusung adalah shalat. Jadi pengajian tersebut mengupas tuntas tentang shalat setiap harinya selama Ramadhan. “Nah tahun ini tema kajian adalah Himpunan Majelis Tarjih Muhammadiyah,” ucap Syobil.
Ustadz Mashudul Haq sendiri berharap dalam pengajian ini generasi muda bisa memahami betul makna kembali pada Alquran dan Alhadist. “Dan bergembira dengan mengaji,” tuturnya. (MN)