PWMU.CO – Penjajahan baru muncul di Indonesia dikupas penceramah Ir Andri Kurniawan MAg, Ketua Dewan Dakwah Islam Indonesia (DDII) Kabupaten Malang di kajian Ahad pagi As-Sakinah Masjid al-Amin Desa Bringin Badas Kabupaten Kediri, Ahad (27/8/2023).
Ustadz Andri mengatakan, imperialisme baru telah muncul belakangan ini seperti China dengan proyek dan utang yang menjebak Indonesia.
Penjajahan baru muncul, menurut dia, karena ada bangsa sendiri yang membela kepentingan aseng dan asing. ”Dulu kita dijajah Belanda sekarang kita dijajah oleh londo ireng, pribumi yang suka memuja asing,” ujarnya.
Dia mengingatkan, zaman kolonial Belanda ada Cristian Snouck Hurgronje, penasihat pemerintah yang chasing seperti muslim, pakai gamis, kopiah, surban, namanya diganti Abdul Ghofar, berhaji, fasih bahasa Arab, dan lama tinggal Jeddah tapi motifnya pengetahuannya itu untuk melumpuhkan umat Islam.
Masuk Indonesia, sambung Andri, Snouck Hurgronje memetakan umat Islam menjadi tiga kelompok. Pertama, kelompok umat Islam ritual, Islam sosial, Islam politik.
Dia menjelaskan, menghadapi kelompok Islam ritual, penjajah Belanda memfasilitasi, mendukung, memberi bantuan. ”Umat Islam bebas shalat, zakat, puasa, dan haji,” katanya.
Menghadapi kelompok Islam sosial, katanya, kegiatannya ditoleransi dan diawasi. Menghadapi Islam politik, penjajah Belanda langsung menindak tegas dihabisi sampai akar akarnya.
Contoh zaman penjajahan kalau ada pengajian diawasi intel orang pribumi sendiri. Ketika penceramah menyudutkan pemerintah, mubaligh ditegur sampai ditangkap dan dijebloskan ke penjara. ”Ini adalah fakta sejarah dan sekarang sejarah berulang,” tuturnya.
Menurut dia, zaman penjajahan Belanda ada istilah deislamisasi, tapi sekarang istilahnya deradikalisasi. Umat Islam distigma radikal oleh penguasa.
Stigma itu, menurut dia, adalah hantu yang diciptakan oleh penjajahan baru.
Karena itu Ustadz Andri mengingatkan agar umat Islam memahami situasi politik. Dampak umat Islam buta politik nasibnya menjadi terpinggirkan oleh orang-orang yang berkuasa.
Dia mengingatkan lagi, pemerintah Indonesia berkiblat politik dan ekonominya ke China harus diwaspadai jangan sampai situasi tahun 1965 terulang. Komunisme makin kuat.
Ustadz Andri mengutip pernyataan Prof Salim Said, kader komunis sekarang ini sudah duduk di pemerintah dan parlemen.
Penulis Dahlansae Editor Sugeng Purwanto