Antusiasme Siswa
Dalam menjalankan program ini, BK menggandeng para wali kelas. Untuk kelas I, guru asisten masing-masing kelas juga diajak mengondisikan para siswa yang lincah dan penuh semangat itu.
Para siswa awalnya diberi penjelasan instruksi oleh wali kelas masing-masing. “Kita akan melukis pakai jari atau finger painting. Anak-anak bebas berimajinasi. Lukislah hewan yang kalian sukai di kebun binatang,” ajak Septemdira Intan Sari Suprobowati MPd, salah satu wali kelas.
Satu per satu siswa lantas mengantre ke wali kelas masing-masing untuk mendapat cat warna merah, kuning, dan hijau secukupnya. Anak-anak bebas memilih warna sesuai yang mereka inginkan.
Siswa yang sudah mendapat cat itu mengambil posisi duduk yang nyaman di lapangan Timur. Banyak dari mereka mengolesi telapak tangan dengan cat terlebih dahulu, lalu menempelkan ke buku gambar. Ada pula yang perlahan mencelupkan telunjuknya ke cat lalu melukiskan ke buku gambar.
Berselang 30 menit, beragam lukisan binatang mulai tampak jelas. Ada yang menggambar sapi, singa, gajah, burung hantu, ayam, ikan, kupu-kupu, dan lainnya.
Regina Anindya Suyuthi kelas I Alpen langsung menggambar seekor kucing. Dia memilih menggunakan tiga warna yaitu merah, kuning, dan hijau. Usai melukis, Rere–sapaan akrabnya–menceritakan alasannya melukis hewan itu.
“Aku menggambar kucing karena aku ingat kucingku. Aku punya empat kucing di rumah,” ujarnya sambil mengacungkan keempat jari tangannya yang sudah bersih dari cat.
Pagi itu Rere tak cukup melukis sekali. Usai mengerjakan tugasnya melukis hewan, dia lanjut melukis bunga dan mercon di kertas lainnya. “Kalau ini bunga, yang ini mercon, booom!” imbuhnya.
Beda lagi dengan Erinazhesa Hisgawashifa. Siswa kelas I Fuji yang mengakui sangat suka menggambar ini melukis burung merak. “Aku pernah lihat burung merak di kebun binatang. Ekornya bisa membuka gini,” terangnya sambil memeragakan dengan kedua tangannya.
“Aku lihat waktu diajak ke Love Garden. Di mana ya itu bukan di Gresik. Jauh! Tapi waktu ekornya membuka, bulunya copot-copot. Kayaknya kebanyakan kena hujan,” kenang Erina.
Baca sambungan di halaman 3: Cat dari Sabun