PWMU.CO – Pelatihan mengolah daun mangrove jaruju menjadi teh tradisional dilakukan oleh Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) UMG. Pelatihan diberikan kepada warga masyarakat Dusun Daun Laut, Desa Daun,Kecamatan Sangkapura, Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur dan siswa SMK Muhammadiyah 4 Sangkapura, Jumat (1/9/2023).
Rahmawati, mahasiswa Program Studi Budidaya Perikanan Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG) mengatakan tujuan dari pelatihan ini untuk memberikan pemahaman bahwa mangrove jeruju bisa dimanfaatkan daunnya untuk minuman teh atau obat tradisional.
Pembuatan teh dimulai dari pemilihan daun mangrove jaruju yang sudah tua. Selanjutnya daun tersebut dicuci dan dibersihkan dengan air, kemudian dijemur pada waring—karena daun tidak boleh menempel pada tanah ataupun seng.
Jika penjemurannya di cuaca sangat panas, maka hanya akan berlangsung selama tiga hari. Sedangkan jika hari sedang mendung paling lama sekitar tujuh hari, baru bisa dilanjutkan ke proses selanjutnya.
“Kalau sudah kering, nanti duri yang ada pada daun mangrove jaruju ini dibuang, kemudian daunnya digunting,” paparnya bersemangat.
Rahmawati menjelaskan, mangrove merupakan jenis tumbuhan yang biasa tumbuh di perairan estuari karena kemampuannya untuk dapat bertahan hidup pada habitat bersalinitas tinggi dan bersubstrat lumpur.
Mangrove memiliki fungsi ekologis sebagai pelindung pantai alami dari abrasi karena memiliki perakaran yang kuat mencengkeram substrat. Hal ini juga yang menyebabkan mangrove sebagai perangkap sedimen alami dan membuat perairan estuari menjadi kaya akan nutria.
Baca sambungan di halaman 2: Manfaat Mangrove bagi Kesehatan