PWMU.CO – Siswa Smamio mengikuti Expo Lingkungan melalui aksi iklim lingkungan serta uji mikroplastik di Danau Swanlake, Ahad (27/8/2023).
Dalam kegiatan yang diadakan Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton) ini, siswa SMA Muhammadiyah 10 (Smamio) GKB Gresik Jawa Timur mendapatkan materi menghadapi tantangan dan risiko lingkungan yang dihasilkan oleh krisis iklim.
Kepala Smamio Ulyatun nikmah SPd sangat mengapresiasi kegiatan ini. “Alhamdulillah bisa berkolaborasi dengan wali siswa. Tentunya ini kesempatan yang berharga kita bisa mengembangkan sikap nalar kritis siswa dengan memperoleh pengalaman langsung mengenai aplikasi materi yang dipelajari agar lebih peduli terhadap lingkungan sekitar,” jelasnya.
Dia memaparkan, kegiatan ini dapat dikembangkan lebih lanjut, sebagai bagian dari pembelajaran riset dan pengembangan potensi siswa.
Dalam kesempatan yang sama, Founder Ecoton Prigi Arisandi menjelaskan kami mau mengenalkan mengenai lingkungan dan iklim apalagi sekarang sedang udara panas dan ditemukan banyak sekali partikel yang menunjukkan banyak mikroplastik di udara dan di air.
“Oleh karena itu sangat penting mengenalkan ke siswa Smamio bahaya penggunaan sampah plastik sekali pakai seperti tas kresek, sedotan, sterofom, botol aqua dan minuman sacetan yang ternyata semua berbahan plastik dan mengandung mikroplastik yang menganggu Kesehatan seperti jantung dan paru-paru,” tuturnya.
Setelah ini, lanjutnya, siswa diajak mengambil sampel air di Danau Swanlake yang berada di depak Smamio. Kita uji dan harapan kami supaya mereka tahu dan mengugah anak-anak untuk mengurangi menggunakan plastik sekali pakai.
Dia berharap supaya sekolah ini minim plastik tapi semua ini pilihan mereka setidaknya kita memberi tahu mengenai bahayanya mikroplastik pada tubuh.
Penemuan di Danau Swanlike
Prigi Arisandi mengungkapkan, banyak botol plastik gelas plastik dan sterofom yang ada di Danau Swanlike itu semua akan pecah karena terkena panas dan nanti akan menjadi mikroplastik yang akan dimakan oleh ikan kemudian ikan tersebut kita makan.
“Maka mikro plastik tersebut akan masuk ke tubuh kita karena mikroplastik itu tidak bisa terurai jadi apa yang kita buang ke sungai itu akan Kembali ke diri kita,” jelasnya.
Dia menuturkan, mug logam digunakan untuk mengambil air sebanyak 250 liter di Danau Swanlike yang nantinya akan diuji menggunakan mikroskopstereum dan proses identifikasi sehingga kita bisa mendeteksi mikro plastik dimana mikroplastik adalah partikel plastik yang tidak dapat terurai.
Sampah kemasan plastik yang dibuang ke lingkungan pada akhirnya akan masuk ke wilayah perairan terutama laut. Terlebih lagi, sambungnya, dengan kemasan plastik menjadi partikel berukuran mikrometer yang disebut dengan mikroplastik, memungkinkan partikel tersebut masuk ke dalam rantai pangan khususnya produk-produk hasil perikanan.
“Ditinjau dari aspek keamanan pangan, produk hasil laut yang tercemar mikroplastik dengan kandungan yang tinggi tidak aman untuk dikonsumsi,” katanya.
Siswi kelas XI5 Aeshnina Azzahra Aqilani berharap anak-anak mudah, terutama di Gresik memiliki kesadaran tinggi tentang lingkungan mulai dari ilmu pengetahuan dan bahayanya pengunaan plastik sekali pakai yang nanti akan menjadi mikroplastik kita bisa bersama-sama mengubah gaya hidup kita.
“Sehingga kita bisa bareng-bareng mengurangi menggunakan plastik sekali pakai dan juga harapannya Smamio ini menjadi sekolah panutan maupun teladan bagi sekolah sekolah lain yang bisa mengurangi penggunaan plastik dan mengurangi sampah plastik,” harapnya. (*)
Penulis Fitri Dewi Sundari. Editor Ichwan Arif.