Definisi Sendi
Karena yang Allah atur itu luar biasa, maka untuk menggali benar-tidaknya apa yang Rasulullah sampaikan 1400 lebih tahun yang lalu itu, hal pertama yang harus dilakukan menurut dr Tjatur ialah membuat konsensus secara nasional-internasional terkait definisi sendi.
“Pikiran awam yang disebut sendi itu pokoknya bisa bergerak. Padahal ndak semua sendi itu bisa bergerak. Maka kemudian harus muncul terminologi sendi yang diakui secara internasional,” tegasnya.
Dia menyebutkan, sendi itu hubungan antar tulang yang memungkinkan terjadinya pergerakan. “Jadi sendi itu ada yang tidak bergerak. Pokoknya ada dua atau lebih tulang yang menyatu yang asalnya masing-masing tulang itu berbeda, maka itu yang disebut dengan sendi,” terangnya.
Alhasil, ada sendi yang tidak bergerak, gerakannya terbatas, dan gerakannya bisa banyak. Secara garis besar, sendi dibagi tiga: sendi mati, sendi kaku, dan sendi gerak. Contohnya, sendi mati itu sendi yang ada di tulang tengkorak. Sendi kaku itu antar ruas tulang belakang, nggak bisa terlalu banyak gerak tapi bisa bergerak.
Adapun sendi gerak ini ada macam-macam, ada yang cuman bergeser di satu arah, ada yang bisa berputar, ada yang bisa kemana-mana, ada yang bisa hanya bergeser saja. “Untuk tulang belakang yang hubungannya dengan sendi gerak itu ada dua hal yang harus diperhatikan. Terkait dengan yang di leher dan di tulang belakang bagian pinggang,” tambahnya.
Dokter Tjatur menekankan, Allah menempatkan masing-masing sendi itu sudah sangat luar biasa presisinya. “Proporsinya pas, presisi sekali. Ada sedikit bergeser, akan ada gangguan di sana,” ungkapnya.
Allah memasangkan sendi itu dua tulang atau lebih. “Kalau satu tulangnya itu cembung, maka teman sendinya itu nanti cekung. Itu luar biasa. Kalau satu tulangnya belok ke kiri belok ke kanan nanti tulang sendi tulang yang mengikutinya juga belok ke kiri belok ke kanan. Satu sendinya datar, sendi yang lainnya juga datar,” imbuhnya.
Makna Eksplisit
Dokter Tjatur ini mengungkap, yang Rasulullah sampaikan terkait 360 sendi manusia itu merupakan kebenaran mutlak, terbukti dengan berbagai penelitian yang ada. Paling tidak ada dua peneliti professional. Prof Dr Zaghlul an Najjar membuktikan sains. Juga Dr Hamid Ahmad dalam Rihlah al Iman fi Jism al Insan yang melakukan penelitian ini.
“Penelitiannya berbeda-beda waktunya, bukan satu waktu kemudian meneliti bersama-sama. Masing-masing meneliti sendiri-sendiri. Ketemulah memang hasilnya sesuai dengan konteks internasional tentang terminologi atau definisi operasional. Dihitunglah masing-masing, ketemu semuanya 360 sendi yang ada di dalam tubuh kita ini. Maka terus kemudian kita perlu melihatnya secara teologis dalam pandangan Islam tentang sendi seperti apa yang tersampaikan tadi,” tuturnya.
Kesesuaian ini harapannya semakin menguatkan keimanan, keislaman, dan ketakwaan kita. “Bahwa memang Islam ini adalah agama yang memang autentik, betul-betul bukan buatan, dan memang ini menjadi petunjuk kita untuk kemudian kita bisa Allah pertemukan nanti di surgaNya kelak,” jelas dia.
Secara eksplisit, sambungnya, apa yang Rasulullah sampaikan itu kebenaran mutlak. “Ibaratnya sebuah gunung, puncaknya itu ya al-Quran dan hadist-hadist sahih. Itu puncaknya kebenaran. Apa yang tertulis di sana itu pasti menjadi sebuah kebenaran. Ilmu-ilmu pengetahuan dimulai dari ilmu ekonomi ya terbukti,” ungkapnya.
Baca sambungan di halaman 3: Makna Implisit