Makna Implisit
Makna implisitnya, ternyata angka 360 secara konteks internasional merupakan sudut yang terbentuk dari satu putaran. “Jadi satu putaran jam itu terdiri dari 360 derajat. Maka kalau kemudian kita satukan pergerakan kehidupan kita itu ditopang oleh sendi-sendi yang memungkinkan bagi kita untuk melakukan gerakan itu,” terangnya.
Maka kemudian dengan pergerakan jam tadi itu bisa jam 1 jam, 2 jam, 3 jam. “Apa maknanya? Allah itu akan memperjalankan kita masing-masing pada jam-jam itu dan itu terserah Allah. Itu takdirnya Allah!” tegasnya.
Dia menekankan, “Peristiwa-peristiwa kecil dalam kehidupan kita, termasuk peristiwa-peristiwa hebat dalam kehidupan kita ini, semuanya sudah tertulis di Lauhul Mahfudz. Maka kita ini tinggal menjalaninya saja. Kita tinggal menjalani proses itu. Jadi kita harus ngikut saja sama takdirnya Allah. Karena kita tidak atau belum mengetahui takdir Allah sebelum kejadian itu menimpa kita.”
Pertanyaan retorik mencuat di kajian yang juga disiarkan secara langsung melalui kanal Youtube Masjid al-Millah Sidoarjo itu, “Apa yang harus kita lakukan?”
Menurutnya, terus bergerak dan kemudian berikhtiar yang terbaik untuk kehidupan kita. “Maka takdir terbaik seseorang adalah apa yang dialami saat itu. Maka apapun yang kemudian terjadi, kalau kita mengikuti skenario Allah itu akan mudah bagi kita untuk menjalani hidup ini.”
“Tetapi di saat kemudian kita menolak takdir, gak mau saya ndak mau berada di posisi itu, maka akan semakin kuat ketidaknyamanan itu muncul. Semakin hebat kita menolak, maka akan semakin tidak bahagia kita bertahan,” imbuhnya.
Dia mengajak jamaah untuk berikhtiar terbaik. “Kita harus bergerak menuju kebaikan-kebaikan itu. Sehingga suatu saat nanti, kalau kita dengan segala aktivitas kebaikan kita, ikhtiar-ikhtiar yang kita lakukan, ternyata Allah memperjalankan kita nanti ke titik itu, kita sangat ikhlas menerimanya. Karena ini bagian dari takdir Allah,” lanjutnya.
Syukur untuk Sehat
Apakah kemudian kita tidak kuat dengan hal itu? “Allah memperjalankan kita di situ itu sudah melalui skrining yang sangat hebat. Sudah dipilih orang per orangnya itu. Bahwa ini nanti mampu, saya beri sekian. Oh ini bisa saya beri sekian. Itu sudah dalam koridor skrinig matematis Allah yang luar biasa,” sambungnya.
Hebatnya, kata dr Tjatur, begitu kemudian kita bisa melewati fase itu, kita nanti Allah puncakkan lagi. “Semakin kita tidak menerima dengan kondisi takdir terbaik kita hari ini, maka akan semakin kita sulit untuk hidup Bahagia. Semakin sulit untuk hidup Bahagia, akan semakin sulit untuk bisa mendapatkan kesehatan yang optimal. Karena 80 persen lebih penyakit-penyakit yang ada di dalam tubuh manusia itu karena stress, tidak Bahagia!” tegasnya.
Akhirnya dia menyarankan, kalau pingin sehat, bersyukur karena nanti akan merasa bahagia dengan rasa itu. Katanya, “Orang-orang yang sakit itu kalau mau ditelisik Lebih detail lagi itu banyak yang karena mereka merasa tidak bahagia, merasa sulit untuk membuat dirinya sendiri bahagia kemudian menyikapi segala peristiwa itu dari sisi yang negatif.”
Menurutnya, kita bisa mengambil hikmah, takdir terbaik itu apa yang kita dapatkan hari ini. Secara implisit, betapa kehidupan kita ini akan diperjalankan oleh Allah sesuai dengan skenario besarnya Allah dan itu yang terbaik buat kita.
Baca sambungan di halaman 4: Makna 360 Lainnya