GJDJ dengan Dompet Digital
Di lingkungan Muhammadiyah kita mengenal Gerakan Jamaah Dakwah Jamaah (GJDJ), yang menjadi salah satu pilar penting dari gerakan Muhammadiyah. Apa kaitan GJDJ dengan dompet digital? Dompet digital ini kita kembangkan berbasis komunitas untuk mendukung salah satu pilar gerakan Muhammadiyah, yaitu GJDJ.
Semua transksi dalam dompet digital ini berasal dari jamaah ke muhammadiyah dan akan dikembalikan lagi ke jamaah. GJDJ dilandasi oleh keyakinan bahwa jamaah adalah kekuatan utama yang dapat menggerakkan Muhammadiyah untuk mewujudkan tujuannya, salah satunya bisa kita lakukan dengan dompet digital ini.
Selama ini masing-masing sekolah berjalan sendiri-sendiri melakukan kerja sama dengan bank untuk memberikan layanan pembayaran SPP siswa, dimana dalam setiap transaksi yang dilakukan dikenakan biaya yang besarannya mulai Rp 2.000 sampai dengan Rp 3.000 per transaksi. Dari besaran biaya itu kita bisa membuat kalkulasi secara matematis.
“Biaya transaksi transaksi dengan bank bisa diturunkan dan bahkan dihilangkan, kalau perhitungan keuangan yang dilakukan oleh bank memenuhi ketentuan untuk dibebaskan dari biaya transaksi.”
Jumlah siswa Muhammadiyah di Jawa Timur jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK kurang lebih 150.000 siswa. Jika kita asumsikan ada 75.000 siswa yang melakukan pembayaran melalui layanan bank dan setiap siswa melakukan pembayaran 2 kali setiap bulannya, dengan biaya Rp 2.500 per transaksi, maka dalam sebulan biaya transaksi yang terhimpun di bank sebesar 75.000 siswa x 2 kali x Rp 2.500 = Rp. 375.000.000.
Dalam setahun biaya transaksinya sebesar Rp 4.500.000.000 (empat milIar lima ratus juta rupiah). Bisakah biaya transaksi itu diturunkan? Atau ditiadakan atau dialihkan untuk GJDJ Muhammadiyah? Jawabannya bisa. Bagaimana caranya?
Biaya transaksi transaksi dengan bank bisa diturunkan dan bahkan dihilangkan, kalau perhitungan keuangan yang dilakukan oleh bank memenuhi ketentuan untuk dibebaskan dari biaya transaksi. Jika masing-masing sekolah berjalan sendiri-sendiri, maka biaya transaksi masih dikenakan. Oleh karena itu kita perlu melakukan gerakan jamaah yang melibatkan semua sekolah dalam satu sistem pembayaran yang dikoordinasikan oleh Persyarikatan.
Baca sambungan di halaman 3: Potensi Rp 1,8 Miliar