Karya-Karya Monumental Pelukis Badrie untuk Muhammadiyah dan Bangsa, Penulis Luqman Wahyudi
PWMU.CO – Sebagai pelukis yang beraliran realisme, Badrie berhasil membuat beberapa karya monumental yang dipersembahkan untuk Muhammadiyah. Di antaranya adalah lukisan resmi KH Ahmad Dahlan dan Siti Walidah yang sekarang ada di kantor PP Muhammadiyah Jalan Cik Ditiro No. 23 Yogyakarta.
Juga lukisan KH Ahmad Dahlan main biola dan lukisan KH Ahmad Dahlan saat tetirah dan dakwah di Lereng kaki Gunung Bromo Tosari Pasuruan Jawa Timur dan menyelenggarakan pameran-pameran seni rupa.
Dengan karya-karya itu, sosialisasi dakwah Muhammadiyah akan bisa lebih mudah sampai di hati masyarakat. Diharapkan Muhammadiyah senantiasa bisa memajukan bangsa ini melalui kesenian dan kebudayaan, sehingga menunjukkan bahwa Muhammadiyah tidak anti berkesenian.
Menurut Badrie di Muhammadiyah muncul karya-karya yang monumental mengenai perjuangan KH Ahmad Dahlan dalam bentuk apapun. Yang terbanyak adalah karya dalam bentuk buku-buku sejarah Muhammadiyah, film, karya lukis tokoh dalam bentuk potrait, dan harus ada lebih banyak lagi model karya monumental misalnya seperti visualisasi melalui lukisan.
Karya-karya tentang perjuangan KH Ahmad Dahlan misalnya dalam film bisa diakses oleh semua kalangan, tetapi terbatas pada orang yang mampu. Apabila diwujudkan dalam bentuk lukisan maka akan lebih bisa berkontribusi dalam sosialisasi perjuangan KH Ahmad Dahlan.
Sebuah lukisan bisa diakses siapa saja, dan bahkan bisa dijadikan foto, diprint out atau dicetak ulang dengan biaya yang sangat murah. Dan ketika dijadikan dari bagian koran atau majalah dan mohon maaf ketika dijadikan bungkus kacang pun, masih bisa dilihat orang.
Muhammadiyah adalah organisasi yang sangat besar, semua sudah mengenal melalui amal usaha yang dimilikinya. Tetapi apakah sudah sampai ke hati masyarakat? Itu yang harus diperjuangkan. Oleh karena itu, visualisasi humaniora itu sangat penting, melalui lukisan-lukisan tentang perjuangan Ahmad Dahlan. Ketika kita pergi ke mana pun banyak ditemukan gambar-gambar KH Ahmad Dahlan. Semakin sering melihat, maka hati masyarakat akan semakin tahu siapa itu KH. Ahmad Dahlan dan apa itu Muhammadiyah.
Menurut Badrie karya-karya monumental berawal dari karya-karya yang sederhana. Bagi yang bisa menikmati karya-karya sederhana bisa menjadi karya yang monumental. Ide-ide dan letupan-letupan kecil yang istikamah dalam berdakwah di Muhammadiyah akan bisa menghasilkan karya-karya yang monumental.
Profil Singkat Badrie
Badrie lahir di Batu tanggal 30 Oktober 1961. Sekarang tinggal di Desa Kedawung Kulon Gang 8, Kecamatan Grati, Kabupaten Pasuruan, bersama istrinya tercinta Sri Sukartati dan kedelapan anaknya.
Berpendidikan terakhir SMA dan mulai belajar melukis dari lukisan poster film dan nyantri pada seorang pelukis istana Malaysia yang bernama Miftah Hadi. Setelah itu Badrie menjalani proses yang sangat panjang untuk bisa menjadi seorang pelukis yang hebat hingga menghasilkan karya-karya yang luar biasa.
Sebagai seorang pelukis, Badrie mengenalkan lukisan-lukisannya melalui pameran-pameran lukis, baik itu pameran tunggal ataupun pameran bersama. Pameran lukis yang pernah diikuti di antaranya: Tahun 1986 mendapatkan undangan pameran Beanale Pelukis Muda Indonesia di TIM Jakarta, Pameran Lukisan Malang, Surabaya, Taman Budaya Solo, Bentara Budaya Jogja, Bentara Budaya Jakarta, BPPT, Ancol, Bait al-Quran Taman Mini, empat kali berturut-turut aktif pameran bersama Wajah Seni lukis Islami Indonesia. Dia juga bergabung di Kelompok Holopis Kuntul Baris Jawa Timur, pameran bersama di Boston, pameran lukisan potret di Nagoya Jepang, dan tiga kali pameran tunggal di Restoran Pantarei Bali.
Di tahun 2013 melalui Majelis Dikdasmen Kabupaten Pasuruan, Badrie bekerjasama dengan DR. Djuli Djatiprambudi bersama 34 pelukis terbaik Jawa Timur dan 2 pelukis perwakilan LSBO pusat menggelar sebuah ajang besar dengan tajuk “Rindu Langit Rindu Bumi”. Di ajang tersebut juga digelar diskusi besar dan salah satu narasumber yang hadir adalah Penyair D. Zawawi Imron.
Sepuluh tahun kemudian, tepatnya pada 5-12 Maret 2023, Badrie mengadakan pameran seni rupa di Gedung Dakwah Muhammadiyah Kab. Pasuruan bersama 50 pelukis dan perupa lokal dan nasional dengan tajuk “Nyanyi Sunyi”. Sampai sekarang Badrie masih aktif mengikuti pameran-pameran lukis dan kontes lukisan. Yang terbaru adalah mengikuti Indonesia Painting Contest 2020 bertajuk “Pandemi” yang digagas oleh Nusantara Utama Gallery di Taman Krida Budaya Malang (6/9/2020). Badrie meraih juara II melalui lukisan yang bertema “Harapan Tak Boleh Berhenti”.
Tidak hanya melukis tokoh Muhammadiyah saja yang dia lukis, sosok Kyai pendiri NU KH. Hasyim Asy’ari juga menjadi objek lukisannya. Badrie melukis KH. Asy’ari memakai surban hijau dan stelan jas berkerah. Untuk melukis sosok kiai ini, Badrie harus menjalani proses pentashihan (pengesahan) karyanya dari pihak keluarga seperti KH. Yusuf Hasyim (putra KH. Hasyim Asy’ari), Pak Bulkin (Santri KH Hasyim Asy’ari), Ny Abidah (cucu tertua KH. Hasyim Asy’ari), dan putri Nyai Khoiriyah Hasyim (Putri kedua KH. Hasyim Asy’ari).
Meskipun darah seni mengalir deras dalam dirinya, Badrie mampu menjaga keseimbangan sebagai individu dan sebagai makhluk sosial melalui organisasi. Sejak usia masih sangat muda, Badrie aktif berorganisasi. Di antaranya sebagai Pendiri Komunitas Pondok Seni Batu (1983), Penasihat Yayasan Pondok Seni Batu (aktif sampai sekarang), Ketua Gangwolu Art Space di Pasuruan (aktif sampai sekarang), Ketua seksi seni rupa Dewan Kesenian Kab. Pasuruan (aktif sampai sekarang).
Di Persyarikatan Muhammadiyah, Badrie menjabat sebagai Ketua PCM Grati periode 2015-2022 dan periode 2022-2027, Ketua LSBO Kabupaten Pasuruan periode 2015-2022 dan di periode 2022-2027 sebagai Tim Ahli LSBO Kabupaten Pasuruan.
Baca sambungan Karya-Karya Monumental Badrie