Lukisan KH Ahmad Dahlan ketika Tetirah dan Dakwah di Lereng Kaki Gunung Bromo Tosari Pasuruan
Visualisasi Perjuangan KH Ahmad Dahlan melalui lukisan ini mengisahkan tentang sejarah KH Ahmad Dahlan saat tetirah dan dakwah di lereng kaki Gunung Bromo, tepatnya di Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan, Provinsi Jawa Timur.
Kehadirannya di Tosari Pasuruan dapat dilacak dari beberapa catatan penulis sejarah Muhammadiyah yang mengisahkan tentang perjalanan dakwah KH Ahmad Dahlan hingga sampai ke Tosari Pasuruan.
Tetirah KH Ahmad Dahlan di Tosari Pasuruan, berdakwah sekaligus mendirikan mushalla yang sekarang menjadi masjid di sana menunjukkan bahwa Muhammadiyah hadir di Tosari sejak lama. Di tengah-tengah masyarakat yang multikultur dan ikut menjaga kemajemukan masyarakat Tosari bersama-sama elemen masyarakat yang lain.
James L. Peacock dalam tulisannya tentang perjananan KH. Ahmad Dahlan memurnikan ajaran Islam menceritakan, pada tahun 1922-1923, ketika usianya 50 tahun, kesehatannya sudah mulai terganggu. Menjelang Rapat Tahunan 1923, Hoofd Bestuur (HB–sekarang Pimpinan Pusat) Muhammadiyah khusus membicarakan kondisi kesehatan Kiai Dahlan.
Hasilnya, pendiri Muhammadiyah ini diminta untuk istirahat (tetirah) keluar daerah agar bersungguh-sungguh istirahat dengan tenang, tidak terganggu dan terdesak urusan organisasi Muhammadiyah maupun lainnya. Pilihan Kiai Dahlan, yang ternyata juga berdasarkan saran tim dokter adalah Pasuruan, daerah sekitar lereng Gunung Bromo. Diantar oleh sedikitnya dua orang dari anggota HB Muhammadiyah yang ditentukan, Fachruddin dan M Abdullah, Kiai Dahlan dan Nyai Walidah pun berangkat ke lokasi yang dituju.
Menurut Sjoedja’, tempat yang dituju itu hanya disebutkan dengan “Gunung Tretes, bawah Karesidenan Malang Jawa Timur”, tanpa tambahan keterangan apapun. Namun, ketika Matan (Majalah yang diterbitkan PWM Jatim) melacaknya pada 2012, lokasi tempat tetirah Kiai Dahlan itu ternyata daerah Tosari, yang sama-sama masuk wilayah Kabupaten Pasuruan.
Visualisasi Perjuangan KH Ahmad Dahlan melalui lukisan adalah sebuah bentuk apresiasi seni terhadap kegigihan perjuangan seorang tokoh pendiri Muhammadiyah, yaitu KH Ahmad Dahlan. Lukisan ini adalah sebagai bentuk perwujudan rasa syukur sebagai warga Muhammadiyah di Pasuruan, yang bangga bahwa ternyata Pasuruan menjadi bagian dari sejarah Muhammadiyah.
Di sisi lain, selama ini masih belum adanya suatu karya visualisasi mengenai perjuangan KH Ahmad Dahlan dalam bentuk lukisan. Hanya ada dalam buku-buku sejarah Muhammadiyah, film, karya lukis tokoh dalam bentuk potrait, dan terasa kurang lengkap tanpa adanya visualisasi melalui lukisan. Sebelum melukis, Badrie melakukan riset terlebih dahulu baik di Tosari maupun di Yogyakarta dengan ditemani oleh PDM kab. Pasuruan.
Riset di Yogyakarta
Pada 4-6 Oktober 2022, Tim LSBO didampingi oleh PDM Kabupaten Pasuruan berkesempatan untuk menggali sejarah perjuangan KH Ahmad Dahlan, khususnya di Tosari Pasuruan ke Yogyakarta. Rombongan dari Pasuruan terdiri dari Muhammad Okbah, Imron Rosyadi, Muhammad Mukhlis, Joni Santosa, Badrie, dan Luqman Wahyudi.
Hari pertama, rombongan berkesempatan mengunjungi Kantor Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah di kantor lama PP Muhammadiyah Yogyakarta di Jalan KH Ahmad Dahlan No. 103, Notoprajan, Ngampilan, Kota Yogyakarta untuk mencari informasi tentang perjuangan KH Ahmad Dahlan. Sebelumnya, rombongan mampir ke Rumah Kaligrafi Syaiful Adnan di Jalan Ngasem No. 40 Kadipaten, Kraton, Yogyakarta.
Setelah melihat karya-karya kaligrafinya yang luar biasa, Syaiful Adnan mengantarkan kita ke kantor LSBO PP Muhammadiyah di Jalan Supeno No. 44 Sorosutan, Umbulharjo, Yogyakarta. Di sinilah rombongan disambut oleh Jab Ibrahim dan jajaran pengurus LSBO PP Muhammadiyah. Kemudian rombongan dari Pasuruan mempresentasikan tentang Visualisasi perjuangan KH Ahmad Dahlan di Tosari melalui lukisan.
Kemudian rombongan berkesempatan untuk mendatangi Kantor PP Muhammadiyah yang baru di Jalan Cik Ditiro No. 23, Terban, Kecamatan Gondokusuman, Kota Yogyakarta. Di Kantor ini rombongan berkesempatan melihat lukisan KH Ahmad Dahlan dan Nyai Siti Walidah karya Badrie yang dipasang di gedung tersebut.
Senin (5/10/2020) bakda Maghrib, kami disambut oleh Hj Siti Hadiroh (71) dan Hj Widiyastuti. Beliau adalah Cicit dan Canggah KH Ahmad Dahlan. Beliau tinggal di Jln. Garuda No. 381, Jaranan, Banguntapan, Kec. Banguntapan, Bantul DI Yogyakarta. Dengan ditemani oleh Bapak Saiful Adnan (LSBO PP Muhammadiyah/Pemilik Rumah Kaligrafi Saiful Adnan) dan bapak Mustofa (Dewan Redaksi Suara Muhammadiyah), kami LSBO kabupaten Pasuruan dan beberapa Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Pasuruan bisa berbincang-bincang tentang bagaimana kehidupan sang Kiai.
Banyak hal yang diperbincangkan, terutama tentang ketika beliau Tetirah dan Dakwah di Tosari. Menurut Hj Widiyastuti, canggah KH Ahmad Dahlan, cerita tetirah dan dakwah di Tosari bisa melengkapi narasi rangkaian kisah perjalanan dakwah KH Ahmad Dahlan di Jawa Timur, karena dakwah beliau juga sampai di Banyuwangi, Gresik, dan beberapa tempat yang lain.
Setelah mendapatkan informasi yang cukup ketika riset baik di Tosari sendiri maupun di Yogyakarta. Bulan Agustus 2022 Badrie memulai mengerjakan visualisasi perjuangan Sang Kiai melalui lukisan. Di atas kanvas ukuran 150×250 cm dengan cat minyak, dia mengabadikan peristiwa tetirah dan dakwah KH. Ahmad Dahlan di Tosari. Alhamdulillah lukisan bisa Badrie selesaikan selama sekitar satu bulan.
Program ini sebagai bentuk perwujudan rasa syukur warga Muhammadiyah di Pasuruan yang bangga, bahwa ternyata Pasuruan menjadi bagian dari sejarah Muhammadiyah. Di sisi lain, selama ini masih belum adanya suatu karya visualisasi mengenai perjuangan KH Ahmad Dahlan dalam bentuk lukisan. Hanya ada dalam buku-buku sejarah Muhammadiyah, film, karya lukis tokoh dalam bentuk potrait, dan terasa kurang lengkap tanpa adanya visualisasi melalui lukisan. Mudah-mudahan program visualisasi ini bisa bermanfaat bagi Muhammadiyah, terutama bagi kader-kader Muhammadiyah, karena begitu pentingnya sejarah ini.
Baca sambungan di halaman 4: Lukisan Sang Kiai di Kantor PDM Kabupaten Pasuruan Selamat dari Api