Makna Deklarasi di Hotel Yamato
Pilihan deklarasi di Hotel Majapahit Surabaya menyegarkan memori tahun 1945 silam, dimana saat masih bernama Hotel Yamato terjadi insiden bendera yang memilukan pada 19 September 1945. Sekelompok pemuda memanjat Hotel Yamato karena tidak terima dengan pengibaran bendera Belanda merah putih biru di atas hotel tersebut. Para pemuda yang hampir tidak diketahui nama dan identitasnya, tetapi pwmu.co masih sempat menggali sejarah bahwa beberapa pemuda tersebut adalah aktivis Muhammadiyah Kaliasin Surabaya.
Dari insiden Bendera 19 September 1945 rentetan peristiwa berikutnya sangat membanggakan mulai dari Resolusi Jihad 22 Oktober 1945, Intifadah 10-30 Nopember 1945 dan gugurnya KH Mas Mansur dalam tahanan Belanda 25 April 1946. Andil besar KH Mas Mansur dalam memotivasi para pejuang mempertahankan kemerdekaan telah membuat pihak NICA tidak suka dan memenjarakan beliau hingga wafat di penjara Kalisosok Surabaya.
Sekelumit kisah perjuangan fisik dan bersatunya warga Muhammadiyah, NU bersama para pejuang, pelajar, tentara hingga rakyat jelata yang mampu membawa Indonesia Merdeka. Perjuangan setelah Merdeka tahun 1945 berlanjut perjuangan berikutnya dalam ranah politik mewujudkan masyarakat adil dan makmur.
“Anies dan Cak Imin bisa disebut representasi Muhammadiyah dan NU sepanjang visi-misi serta narasinya selaras dengan cita-cita berdirinya kedua ormas terbesar di Indonesia ini.”
Perjuangan di ranah politik hakikatnya sama dengan perjuangan fisik yaitu melawan bangsa asing. Partai-partai politik yang bekerjasama dan berkompetisi memperebutkan kursi-kursi presiden, wakil presiden dan parlemen hakekatnya sedang menyiapkan wakil bangsa untuk menghadapi asing yang ingin mengganggu kedaulatan ekonomi, politik, sosial, budaya.
Para wakil rakyat yang terpilih sebagai presiden, wakil presiden, DPR serta DPD setara dengan para delegasi yang dipimpin Mohammad Hatta dalam Konferensi Meja Bundar demi mendapatkan pengakuan kemerdekaan dari wakil Belanda dan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Para delegasi yang berhasil meyakinkan dunia perihal hak bangsa Indonesia untuk merdeka.
Tahun 2024 bangsa Indonesia memilih presiden, wakil presiden, anggota DPR, DPD sebagai wakil bangsa dalam bernegosiasi dengan warga dunia agar bangsa Indonesia berdaulat atas ekonomi, politik, budaya, sumber daya manusia, sumber daya alam untuk dimanfaatkan sebesar-besarnya kemakmuran bersama, seluruh rakyat Indonesia.
Anies dan Cak Imin bisa disebut representasi Muhammadiyah dan NU sepanjang visi-misi serta narasinya selaras dengan cita-cita berdirinya kedua ormas terbesar di Indonesia ini. Selanjutnya visi-misi dan narasi keduanya harus selaras dengan Pancasila dan UUD 1945 sebagai komitmen bersama dari beragam suku, agama, ras, golongan yang ada di Indonesia. Agenda Nasional menjadi prioritas di tengah ancama agenda liberal yang bisa menerobos batas-batas negara dengan beragam modus dan cara kerja. Wallahualambishawab (*)
Editor Mohammad Nurfatoni