Sasaran Dakwah Komunitas
Arifin lantas memaparkan pembagian sasaran dakwah komunitas yaitu komunitas dunia nyata dan dunia maya.
“Dunia nyata ada kelas bawah, tengah, dan atas. Dunia maya ialah dunia virtual digital. Kalau kita tidak menyasar dunia virtual kita akan ketinggalan jauh,” terangnya.
Dunia nyata misalnya komunitas moge (motor gede), komunitas suporter sepak bola, komunitas anak punk, komunitas penghuni makam, komunitas eks lokalisasi, komunitas penghuni lembaga pemasyarakatan dan komunitas mantan pengguna narkoba.
“Ternyata komunitas anak punk ada yang bisa berhasil, ada yang bisa keluar dari komunitasnya untuk kembali ke jalan yang lebih baik. Ada juga komunitas penghuni makam, agar mereka hidup dengan lebih layak,” ucapnya.
Arifin menegaskan bahwa LDK berusaha mendekati semua komunitas agar mereka menjadi lebih baik. Hal ini karena komunitas tingkat bawah digambarkan sebagai batu di tengah jalan.
“Kalau tidak ada yang peduli akan mengganggu orang di jalan. Tapi jika ada yang peduli akan menyelesaikan masalah. Maka dakwah komunitas itu menyelesaikan masalah tanpa masalah,” jelasnya.
Ia mencontohkan LDK telah melakukan dakwah yang merupakan bentuk penyelesaian masalah, di antaranya seperti yang dilakukan oleh LDK Jawa Timur dengan membuat salah satu rumah singgah, untuk anak jalanan maupun terkena narkoba.
“Sedangkan LDK PP Ramadhan kemarin (1444 H) membuat pesantren mualaf di beberapa titik daerah 3T yang sekaligus memberikan santunan,” terangnya.
Arifin menjelaskan bahwa untuk melakukan dakwah dengan sasaran kelas bawah LDK membutuhkan modal yang cukup (materi).
“Maka kita juga membuat proposal (untuk dakwah ke kelas bawah). Adapun dakwah pada kelas menengah dan atas kita butuh jaringan. Contohnya dakwah ke Lapas anak kelas satu yang pernah kami lakukan di Blitar,” tandasnya. (*)
Penulis Ain Nurwindasari Editor Mohammad Nurfatoni