PWMU.CO – Peneliti Unair menggandeng Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah (PDNA) Lamongan sebagai responden, Sabtu (2/9/2023).
Ialah Dr Tri Soesantari Dra MSi bersama tim peneliti Studi Gender dari Universitas Airlangga (Unai)r yang mengadakan Focus Group Discussion (FGD) bersama sepuluh anggota PDNA Lamongan. Salah satu anggota tim peneliti Adam Syarief Thamrin SIIP MPSDM mengungkap alasan pihaknya memilih PDNA Lamongan sebagai responden.
“Karena organisasi ini dinilai telah banyak memberikan perhatian terutama pada hal-hal yang berkaitan dengan perlindungan anak. Seperti pelaksanaan kegiatan paralegal hingga inisiasi rumah aduan perlindungan perempuan dan anak,” terang demisioner Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) itu.
Adam menekankan, perlindungan anak dari bahaya teknologi digital menjadikan sangat penting di era informasi sekarang. “Kekerasan terhadap anak tidak semata berasal dari fisik dan verbal secara langsung, namun juga ada beberapa jenis kekerasan yang menyebabkan anak menjadi trauma. Antara lain cyberbullying seperti hate speech dan pelecehan secara digital,” paparnya.
Untuk mencegah hal-hal tersebut, sambungnya, semua elemen dinilai cukup berperan. “Namun yang terpenting adalah peran dan posisi orangtua sebagai orang yang paling dekat dengan anak,” tegas Adam.
Isni Lailatul Maghfiroh SKep Ns MKep–salah satu peserta FGD–menilai, “Dalam digital parenting, orangtua harus bisa melakukan pengawasan, pendampingan, dan kontrol terhadap penggunaan gadget pada anak.”
Menurut Dosen Prodi Keperawatan Universitas Muhammadiyah Lamongan (Umla) ini, orangtua harus bisa memilih tontonan yang bermanfaat dan tidak berdampak buruk pada anak. “Orangtua juga perlu memahami dan memanfaatkan teknologi dalam proses pembelajaran pada anak,” tambahnya.
Di ujung diskusi, ibu dua anak ini menjelaskan empat cara mengontrol dan mengawasi anak menggunakan gadget. Pertama, pahami bagaimana cara menggunakan aplikasi untuk mengontrol jenis tontonan. Kedua, dampingi anak saat screen time.
Ketiga, pahamkan dan jelaskan pada anak tentang tontonan yg baik dan tidak baik dengan bahasa yg mudah dipahami. Terakhir, buat perjanjian berapa lama untuk membatasi waktu screen time sesuai dengan usia dan kebutuhan. (*)
Penulis Rahma Ismayanti Coeditor Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni