PWMU.CO – Berita pemukulan siswa di SMKM 2 Kota Kediri telah menjadi berita di media massa.
Kepala SMK Muhammadiyah 2 Kota Kediri Wahyu Warastriyo menjelaskan kronologi peristiwa pemukulan siswa itu supaya informasi berimbang secara proporsional dan tidak terjadi salah paham.
Penjelasannya ini setelah meminta keterangan guru D dan empat siswa. Wahyu Warastriyo menuturkan, pada hari Selasa (5/9/2023) selepas shalat Duhur, waktu istirahat sudah selesai, namun masih ada empat siswa yang belum juga masuk kelas.
Guru D mengutus siswa untuk memanggil temannya itu. Namun siswa tersebut menolak masuk kelas. Dia malah lari ke lantai dua dengan alasan ngisis. Kemudian disusul dengan dua temannya ke atas.
”Karena tidak kunjung masuk kelas, guru D menyusulnya. Setelah bertemu spontan siswa tadi diceples, dua temannya langsung turun. Lainnya bersembunyi di kamar mandi,” katanya.
Setelah itu semuanya disuruh ke guru Bimbingan dan Konseling untuk menulis pernyataan tidak mengulangi perbuatannya.
”Jadi masalahnya bukan sekadar telat masuk kelas tapi mengabaikan guru yang sedang mengajar,” kata Wahyu.
Sepulang sekolah ada empat orangtua siswa tadi mendatangi sekolah menanyakan perkara anaknya. Kepala sekolah dan guru menjelaskan duduk masalah sebenarnya.
Guru D dalam pertemuan itu juga mengaku khilaf di depan orangtua siswa. Akhirnya semua saling ridho dan masalah selesai.
”Hari berikutnya orangtua tiga siswa datang bersama wartawan ke sekolah. Kami kaget dan wartawan menyarankan untuk silaturahmi ke rumah siswa Zaki supaya masalah selesai dan tidak perlu dipermasalahkan,” katanya.
Setelah Duhur, kepala sekolah bersama guru berkunjung ke rumah Zaki. Dalam pertemuan ini juga sudah saling memahami duduk perkaranya dan saling memaafkan.
Wahyu Warastriyo mengatakan, setelah peristiwa itu, empat siswa sudah kembali bersekolah, anaknya sehat, dan kondisi belajar mengajar berjalan seperti biasanya.
Dan Guru D telah diberi hukuman dalam bentuk peringatan dan pembinaan oleh kepala sekolah.
Dia berharap dengan penjelasan ini masyarakat bisa memahami masalah berita pemukulan siswa yang sebenarnya.
Editor Sugeng Purwanto