PWMU.CO – Perlombaan yang dikhawatirkan Rasulullah menjadi bahasan utama dalam Pengajian Rutin Masjid at-Taqwa Pandan Genteng Banyuwangi Jawa Timur, Rabu (6/9/2023).
Dalam pengajian yang diselenggarakan oleh Takmir Masjid, Ketua Majelis Tarjih Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Banyuwangi Drs Syaerofi MEd mengajak jamaah untuk bersyukur atas nikmat Allah yang tiada terhingga.
Dia pun mengutip hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim untuk memasuki inti kajian.
“Bergembiralah dan berharaplah memperoleh sesuatu yang melapangkan diri kalian. Demi Allah, bukan kemiskinan yang aku khawatirkan akan menimpa diri kalian. Akan tetapi, aku khawatir jika dunia ini dibentangkan untuk kalian sebagaimana ia dibentangkan untuk orang-orang sebelum kalian sehingga kalian berlomba sebagaimana mereka berlomba, dan akhirnya kalian hancur sebagaimana mereka hancur,” katanya.
Dalam uraian hadits tersebut, lanjutnya, ternyata yang dikhawatirkan Rasulullah adalah perlombaan memperebutkan harta, sehingga menghancurkan umat Islam. Sebenarnya umat Islam tidak dilarang kaya harta, tapi yang dilarang adalah menggunakan harta tidak pada jalan yang diridhai Allah.
“Berislam itu perlu harta. Jihad atau berjuang di jalan Allah sangat membutuhkan harta,” katanya.
Dia menuturkan, perintah berjihad itu dengan amwal (harta) dan anfus (jiwa). Contoh lain ketika mau berzakat, jelas memerlukan harta. Maka banyak ayat yang menyandingkan shalat dengan zakat. Aqiimushshalaata wa aatuzzakaata (dirikanlah shalat dan tunaikan zakat).
“Dari alasan itulah, maka Muhammadiyah mencanangkan pentingnya jihad ekonomi,” tegasnya.
Penuh Keikhlasan
Di akhir ceramahnya, Syaerofi mengajak kepada jamaah untuk beragama seperti yang dikehendaki Allah dalam al-Quran Surat al-Bayyinah ayat 5, yaitu dinul Qayyimah.
“Beragama yang kuat, caranya melaksanakan dengan penuh keikhlasan, mendirikan shalat, dan membayar zakat,” tambahnya.
Ketua Takmir Masjid Taufiqur Rohman MPdI menyampaikan terima kasih kepada anggota Takmir yang terus berusaha untuk menggerakkan pengajian ini.
“Alhamdulillah jamaah yang hadir terus meningkat. Ini patut kita syukuri, dan semoga pengajian ini dapat mencerahkan umat,” ujarnya.
Selama 40 menit pengajian telah berlangsung, kegiatan diteruskan dengan shalat Isya berjamaah. Usai shalat, jamaah beramah-tamah sambil minum teh hangat dan menyantap tahu walik, serta pisang goreng yang telah disiapkan takmir. (*)
Penulis Taufiqur Rohman. Editor Ichwan Arif.